Banyak orang yang takut berurusan dengan hukum. Tak sedikit orang yang memilih untuk menghindarkan dirinya  dari hukum dengan cara memilih menjauhi permasalahan-permasalahan yang dapat membawa seseorang kemeja hukum.
Namun berbeda dengan Basko, seorang pengusaha kaya dari Padang yang senang bermain-main dengan hukum. Basko merupakan pengusaha kaya yang memiliki berbagai perusahaan. Pria yang memiliki nama lengkap Basrizal Koto tersebut adalah salah satu pengusaha (konglomerat) asal Padang yang memiliki berbagai bisnis diantaranya media, percetakan, perternakan, perhotelan. baca juga : Bulan Ramadhan Tiba Waktu Untuk Basko Tobat.
Namun saat saya menelusuri tentang Basrizal Koto, ada berbagai kejanggalan yang dilakukan olehnya. Pria berumur  60 Tahun ini kerap sekali melangar norma hukum, mulai enggan membayar pajak hingga melakukan berbagai tipu daya untuk mengambil hak milik orang lain.
Dikutip dari Riaupos.co Basko mendapat teguran dari Fauzi Bahar selaku Wali Kota Padang. Teguran yang berawal dari tunggakan pajak yang tidak dibayar. Namun anehnya bukan hanya enggan membayar, tapi Basko meminta kepada Wali Kota Padang untuk membebaskan pembayaran pajak daerah tersebut. baca juga : Kelakuan Basko Melanggar Etika Hukum
Tidak hanya masalah pajak, ternyata dalam hal lain Basko Kebal hukum. Salah satunya adalah kasus wanprestasi yang dilakukan oleh Basko kepada salah satu perusahaan BUMN. Singkat ceritanya pada saat awal pembangunan mall dan hotel Basko Minang plaza pada Juli 1994 kekurangan lahan sehingga mengajukan permohonan sewa lahan kepada PT. KAI untuk dijadikan tempat parkir. Â Pada tahun tersebut Basko menyewa tanah PT. KAI seluas 2.224 meter persegi.
Berikut ini adalah hasil keputusan sidang antara pt kai dan PT. Basko Minang Plaza :
Hingga akhirnya PN Padang melakukan eksekusi lahan tersebut pada Januari 2018. Masalah tidak selesai sampai disini karena sikapnya yang serakah dan nafsunya ingin memiliki lahan negara tanpa membeli, Basko melakukan berbagai cara mulai dari menurunkan karyawan untuk melakukan demo hingga meminta dorongan dari berbagai pejabat yang namanya tidak perlu disebutkan satu persatu.