Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penyakit Sukar Disembuhkan

4 Juli 2020   11:14 Diperbarui: 4 Juli 2020   11:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah bagi kita semua, amiin.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hendaklah selalu diingat bahwa manusia diciptakan dari tanah dan atau dari saripatinya tanah, sebagai pembentuk wadag atau jazad manusia. Dan ini merupakan salah satu unsur manusia yang bersifat nyata, dan merupakan sangkar bagi Ruh suci yang diamanatkan kepada manusia.

Allah menciptakan jagad raya seisinya termasuk diri manusia ini, dalam keadaan seimbang dan harmonis. Sebagai contoh: Ada siang, ada malam. Ada laki -- laki, ada perempuan. Ada panas, ada dingin. Ada baik, ada buruk, dan lain sebagainya. Kondisi demikian tentunya juga ada dalam diri manusia, berupa sifat yang telah dibawa sejak manusia dilahirkan, yaitu sifat baik dan sifat buruk, atau dapat juga dikatakan sebagai dua sifat antagonis. Pertama. Sifat baik, karena berasal dari Ruh suci, yang langsung ditiupkan oleh Yang Maha Suci ke dalam wadag manusia. Oleh karena itu sesungguhnya manusia mempunyai sifat -- sifat ke-Illahian, layaknya sifat -- sifat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci, dan bersifat ghaib.

Kedua. Sifat buruk, berasal dari wadag manusia yang diciptakan dari sari patinya tanah, dan bersifat nyata. Sifat buruk ini berasal dari hawa nafsu manusia yang empat, yaitu: nafsu amarah, nafsu lawamah ( Jawa= aluamah ), nafsu supiah, dan nafsu mutmainah, yang berkiprah atas kendali iblis, setan dan sebangsanya, diantaranya adalah sifat keluh kesah dan kikir.  Sifat keluh kesah dan kikir yang ada dalam diri manusia, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang sukar untuk disembuhkan. Karena penyakit ini, sudah ada sejak manusia dilahirkan, atau dengan kata lain sudah bawaan lahir ( Jawa = gawan bayi ), sekaligus sebagai bahan ujian bagi manusia itu sendiri. Surat Al Ma'aarij ayat 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Oleh karena itu hendaklah manusia selalu berusaha agar dapat mengendalikan hawa nafsu, dan bukan sebaliknya justru dikendalikan oleh hawa nafsu. Lalu bagaimana cara mengendalikan hawa nafsu? Untuk Mengendalikan hawa nafsu, hendaklah kita membiasakan agar dapat mengedepankan rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. Tidak mudah menyerah hanya dengan berkeluh kesah saja, manakala menerima ujian sepahit apapun. Karena sesungguhnya semua ujian yang diterima seseorang, atas kehendak Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sebagai contoh sederhana, dapat diilustrasikan sebagai berikut. Ada tradisi di satu desa, bila mempunyai hajat disamping memberi undangan juga mengirim rantangan ( hidangan lengkap dengan lauk pauk ), saat  mendekati hari acaranya. Sudah tak dapat dihindarkan lagi, bagi pamong desa dan atau orang -- orang terpandang di desa tersebut, dalam 1 hari akan menerima sampai 5 porsi rantangan yang berasal dari 5 orang pemangku hajat, misalnya.

Dalam kondisi seperti ini, seyogyanya si penerima rantangan  tidak lalu berpikiran untuk memakannya sendiri bersama keluarga, rakus namanya. Akan lebih baik bila dapat mengukur diri sendiri, artinya dari sejumlah rantangan yang ada, cukup diambil porsi yang sesuai dengan selera dan jumlah keluarganya saja. Sedangkan porsi lainnya,  diberikan  kepada  orang  lain yang mungkin lebih membutuhkan.

Jangan maunya dimakan semua dan keesokan hari, sisanya baru diberikan kepada orang lain. Sudah terlanjur basi dan nyisain orang lain. Karena terhimpit keadaan, mungkin pemberian yang sudah basi tadi tetap diterima ( mengenai dimakan atau tidak, tak tahu ). Walau dalam hati mungkin si penerima ngomong, ooo dasar kikir makanan sudah basi diberikan orang. Akan lebih baik, bila hanya memakan porsi yang diinginkan saja. Sedangkan porsi yang lain, saat itu juga diberikan kepada orang lain. Dengan demikian berarti kita dapat makan bersama orang lain, walau ditempatnya masing -- masing.

Kalau hal ini yang terjadi, mudah - mudahan keluarga orang yang diberi rantangan dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan. Demikian pula keluarga pamong desa, dan orang -- orang terpandang itupun dapat merasakan kebahagiaan dan bangga, karena dapat membahagiakan orang lain dan keluarganya. Perbuatan seperti ilustrasi ini, hakekatnya merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya.

Kalau perbuatan seperti ilustrasi tadi dibudayakan atau dibiasakan dalam hidup dan kehidupan sehari--hari, mudah -- mudahan Allah memasukkan kita ke dalam kelompok orang-orang yang pandai bersyukur. Karena bersyukur itu, hakekatnya untuk diri kita sendiri. Surat Luqman ayat 12. Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu :" Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".                                               

Tampaknya sangat mudah bukan? untuk menyatakan kata syukur. Tetapi dalam pelaksanaannya, ternyata tidak semudah seperti saat mengucapkan atau mengatakannya.                                       

Sebagai ilustrasi. Saat penulis dan keluarga pergi ke suatu desa, ditengah perjalanan, melewati kelompok masyarakat yang sedang ramai dan hingar bingar tampaknya. Karena memang saat itu sedang panen raya padi. Penulis berhenti dan turun dari kendaraan, lalu menyapa seseorang yang ada di situ sambil berkata; Wah senang ya pak, tampaknya panenannya bagus ini kali?

Beliau menjawab. Ah harganya anjlok ( jatuh ) kok, pak! Menurut saudara. Apakah jawaban seperti itu merupakan ungkapan rasa syukur atas panen yang diterima, atau sebaliknya justru merupakan suatu keluhan? Ternyata tidak mudah menyatakan rasa syukur atas karunia-Nya kedalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata sehari-- hari bukan?

Kalau kita mau mengedepankan rasa syukur, mestinya keadaan tersebut dipilah menjadi 2. Pertama. Mengucap syukur kehadirat Allah, atas hasil panen yang diterimanya. Kedua. Menyiasati harga gabah yang anjlok, dengan menjual gabah seperlunya, sekedar untuk keperluan makan dan kebutuhan lainnya. Sedangkan sebagian besarnya lainnya, gabah disimpan dalam kondisi kering giling. Pada saat harga baik, gabah dijual dalam bentuk beras, dengan demikian kita dapat mengubah atau menyiasati keluhan menjadi peluang untuk memperoleh manfaat yang lebih baik. Demikian antara lain, mewujud-nyatakan rasa syukur atas limpahan rizki yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. 

Sebagai ilustrasi. Umumnya dalam 1 hari, orang makan nasi sebanyak 2 sampai 3 kali. Andaikan dalam 1 hari ( bukan setiap kali makan ) orang membuang nasi setara dengan 5 gram beras, berapa beras yang dibuang setiap harinya, bila dilakukan oleh orang sebanyak 200.000.000 jiwa. 

Selanjutnya, bagaimana cara menumbuh kembangkan rasa syukur dalam diri anak-cucu? Kalau orang tua dahulu, bila mewanti - wanti anaknya yang sedang makan, sebagai berikut: nak kalau makan harus dihabiskan, jangan sampai ada sisa, nanti ayamnya mati. Dari ilustrasi ini sesungguhnya merupakan pembelajaran, dan hendaklah dapat menyadarkan kita. Tidak mentang -- mentang dapat membeli, lalu dengan gampangnya menyisakan dan membuangnya. Hendaklah kita dapat mengingat, akan kehidupan orang lain yang masih hidup belum berkecukupan. Ini hakekatnya adalah contoh pembiasaan, meskipun tidak dijelaskan maksud dan tujuan ungkapan tersebut. Seiring dengan kemajuan zaman, anak - cucu semakin kritis, tentunya cara seperti ini perlu disempurnakan dengan penjelasan analitis.                                                                        

Umumnya dalam 1 hari orang makan nasi, 2 sampai 3 kali. Andaikan dalam 1 hari (bukan setiap kali makan), orang membuang nasi setara dengan 5 gram beras. Berapa beras yang dibuang setiap harinya, bila dilakukan oleh orang sebanyak 200.000.000 jiwa? Dalam 1 hari beras yang dibuang  200.000.000 x 5 gram, sama dengan 1.000.000.000 gram. Sama dengan 1.000.000 kg beras.

Bila setiap hari 1 orang membutuhkan beras 250 gram untuk makan, berarti 1.000.000 kg beras yang dibuang setiap hari, sesungguhnya dapat untuk memberi makan 4.000.000 orang. Dari kenyataan tersebut hendaklah dapat menyadarkan anak -- cucu, dan jangan mentang - mentang dapat membeli, lalu dengan enak dan gampangnya menyisakan lalu membuangnya. Hendaklah anak-cucu dapat merasakan, akan kehidupan orang lain yang masih hidup belum berkecukupan. Diantaranya beginilah mewujud - nyatakan rasa syukur dalam keseharian, atas limpahan karunia-Nya.                                     

Kalau penyakit keluh kesah dan kikir merupakan penyakit yang sukar disembuhkan, lalu bagaimana cara mengobatinya? Untuk mengobatinya, tidak ada jalan lain kecuali mensyukuri atas diciptakannya kita, sebagai manusia yang memiliki sifat -- sifat ke-Illahian. Dan yang dapat mewujud -- nyatakan atau mengamalkan segala perintah dan petunjuk Allah dengan benar dan tepat dalam keseharian kita sebagaimana contoh tersebut sebelumnya, agar kita dapat dimasukkan ke dalam golongan orang -- orang yang bertakwa.

Lalu, apakah ciri orang bertakwa itu? Ciri orang yang bertakwa, yaitu orang yang beriman dan beramal saleh atau berbuat baik dalam kesehariannya, sebagaimana difirmankan dalam surat Al Baqarah ayat 177. Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat -- malaikat, kitab - kitab, nabi - nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak -- anak yatim, orang -- orang miskin, musafir dan orang - orang yang meminta - minta ; dan ( memerdekakan )  hamba  sahaya, mendirikan shalat,  dan  menunai kan  zakat; dan  orang -- orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang -- orang yang benar; dan mereka itulah orang -- orang yang bertakwa.

Apakah ciri orang bertakwa dapat diketahui, oleh orang awam? Ciri orang bertakwa, dapat diketahui oleh siapapun atau oleh orang awam sekalipun. Karena ciri atau tanda orang bertakwa itu, tercermin dalam perbuatan seseorang yang selalu mengedepankan rasa kasih sayang kepada sesama, dalam kesehariannya. Bukan hanya kasih sayang kepada sesama manusia saja, tetapi juga kasih sayang kepada sesama makhluk lain ciptaan Allah. Surat Maryam ayat 96. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka Rasa kasih sayang.

Teriring do'a semoga anak - cucu termasuk dalam golongan orang yang pandai bersyukur, sehingga dapat mengobati penyakit yang sukar disembuhkan, amiin.

Terima kasih kepada pembaca budiman yang telah berkenan menyimak artikel ini, dan subscribe agar dapat mengikuti artikel berikutnya.     

Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah bagi kita semua, amiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun