Dari penggalan ayat yang berbunyi : sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,..............
Lalu saya kaitkan dengan kenyataan di alam mimpi. Saya mendapat petunjuk yang sangat berharga manakala Allah berkenan memperjalankan saya dan istri, menunaikan Rukun Islam ke 5, pada saatnya kelak.
Dari uraian tadi, saya dapat memahami bahwa Ka’bah yang hakekatnya adalah petilasan Nabi Ibrahim, As. dan keturunannya, dan ditetapkan sebagai kiblat umat Islam yang terdapat di Mekah, posisinya lebih rendah bila dibandingkan dengan letak Rumah Allah ( Baitullah) yang dihormati.
Karena letak Rumah Allah yang dihormati hanya dikatakan di dekat Ka’bah, mudah-mudahan saya dapat menangkap sinyal itu. Artinya dengan saya berjalan mengelilingi Ka’bah ke kanan layaknya orang tawaf selama ini, saya telah memposisi Allah Tuhan Yang Maha Suci disebelah kanan ( Jawa = tengen ). Maknanya, saya sedang menuju ke keutamaan ( Jawa = ketengen) Allah Swt., insya-Allah.
Desember tahun 2008 saya diajak istri ke Bank Mandiri, untuk membuka rekening tabungan haji. Saya tidak mengetahui sebelumnya. Baru setelah selesai dari Bank Mandiri, istri mengatakan, kalau mendapat bantuan dari anak untuk menunaikan Rukun Islam ke 5.
Semua anak-anak berperan dalam keberangkatan kami ke Arab Saudi, meski domisili mereka berjauhan satu dengan lainnya. Si Sulung dengan keluarganya, berdomisili di Semarang Jawa Tengah. Si Penengah dengan keluarganya, berdomisili di Sangatta Kalimantan Timur. Sedangkan si Bungsu belum berkeluarga, berdomisili di Yogyakarta.
Si Sulung dan si Bungsu menyatakan, insya-Allah pada saatnya nanti dapat turut melepas keberangkatan kami di Bandar Lampung, sedangkan si Penengah belum dapat memastikan.
Sehari menjelang keberangkatan kami, sekitar pukul 14 siang si Bungsu pergi entah kemana membawa kendaraan. Kepergian si Bungsu memang tidak memberi tahu kepada kami atau kakaknya. Sekitar pukul 17, ada anak kecil masuk ke rumah dengan mengucap salam assalamu’alaikum. Saya menjawab salamnya, sambil keluar melihat siapa tamu yang datang tersebut. Eee tak tahunya cucu dari Sangatta Kalimantan Timur yang datang, memberi kejutan kepada Eyang rupanya.   Â
Baru tahu mengapa si Bungsu pergi tanpa pamit, karena memang tidak biasanya demikian. Kemanapun mau pergi biasanya pamitan kepada orang  tua, lebih – lebih membawa kendaraan. Tidak lain menjemput mbakyu dan keluarganya ke Bandar Udara Branti, sekaligus menyembunyikan kedatangannya dari Sangatta. Alhamdulillah kami sekeluarga dapat berkumpul, jelang keberangkatan menunaikan Rukun Islam ke 5.
Pada saat begini kami merasa sangat bahagia dan bangga, bukan karena dibantu dana dalam menunaikan Rukun Islam ke 5; Tetapi lebih dari itu, kami dapat menyaksikan kerukunan dan ke kompakan anak-anak, dalam mempersiapkan dan mengantarkan orang tuanya menunaikan Rukun Islam ke 5. Alhamdulillah.
Papa - mama mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan bantuan kalian semua nak, baik berupa dana, pikiran, tenaga maupun do’a, sehingga orang tua kalian dapat menunaikan Rukun Islam ke 5 di tahun 2010 ini . Insya-Allah atas keikhlasan kalian semua,  orang tua kalian diperjalankan Allah Swt. dengan lancar atas izin-Nya. Dan mendapat ridho Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci dalam menapak tilas perjalanan Nabi Musa, As. Nabi Ibrahim, As. dan Nabi Muhammad, SAW. (diuraikan selanjutnya)