Mohon tunggu...
Budi Satria Dewantoro
Budi Satria Dewantoro Mohon Tunggu... Pengacara - Praktisi Hukum

Dekat dengan isu hukum-HAM, human security, kepolisian, penggemar sepak bola, peminat budaya, dan penikmat kuliner Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jejak Luka di Final Piala Soeratin: Gabsis Sambas dan Duka yang Tak Terhapus

20 Desember 2024   20:20 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:20 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat tahun telah berlalu, namun kenangan pahit kembali hadir untuk Gabsis Sambas. Final Piala Soeratin U-15 2024 bukanlah kisah kemenangan yang mereka dambakan. Seperti di edisi 2020, mereka harus menyerah dari wakil Sumatera Barat. Kali ini giliran Josal FC yang  mengalahkan anak-anak asuh Coach Jefridin Anwar dengan skor 2-1 dalam laga yang dihelat di Stadion Mandala Krida, Jumat (20/12/2024) pagi.

Ketika peluit awal ditiup, kedua tim menampilkan semangat juang yang membara. Gabsis dan Josal saling bertukar serangan dalam tempo yang intens. Namun, titik balik laga terjadi menjelang babak pertama berakhir. Skema set piece yang dieksekusi oleh Josal membuat pertahanan Gabsis kewalahan. Bola tendangan Fahri yang lepas dari penguasaan kiper Gabsis langsung disundul Rahman, menembus gawang dan mengubah skor menjadi 1-0 untuk Josal.

Di babak kedua, 'Laskar Elang Laut' muda kembali ke lapangan dengan determinasi tinggi. Meskipun tempo permainan tidak terlalu agresif, kerja keras mereka terlihat nyata. Para pemain Gabsis yang dipimpin Labib menunjukkan daya juang hingga peluh terakhir. Hingga usaha mereka terbayar di menit ke-84. Kepanikan melanda lini belakang Josal yang gagal bertransisi dengan sempurna. Serangan long ball dari Gabsis memaksa sang penjaga gawang, Miko, mengambil langkah nekat dengan menjatuhkan pemain lawan di kotak penalti. Eksekusi penalti Sergio yang dingin membawa harapan baru bagi Gabsis, menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Namun, takdir berkata lain. Ketika waktu tambahan empat menit terasa seperti beban yang berat, Josal FC membalikkan mimpi Gabsis menjadi mimpi buruk. Tepat di menit 90+4, Jefri, pemain nomor 9 Josal, menerima umpan daerah dari rekannya dan melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti. Dengan tendangan keras yang tak mampu dihalau kiper, bola melesat ke sisi kanan gawang, mengunci kemenangan Josal dengan skor 2-1.

Kesedihan terpancar di wajah pemain dan pendukung Gabsis. Stadion Mandala Krida, yang diharapkan menjadi panggung bagi kejayaan, kembali menjadi tempat luka yang sama. Gabsis Sambas harus pulang ke Bumi Khatulistiwa dengan gelar Runner-Up, sementara Josal FC membawa pulang Piala Soeratin.

Dalam olahraga, sebagaimana hidup, kekalahan sering kali menjadi bagian dari perjalanan. Namun, satu hal yang pasti, perjuangan Gabsis Sambas akan terus hidup dalam hati mereka yang percaya pada kebangkitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun