Ada semangat yang berbeda di Desa Kerta Bhakti, Long Ikis, Kabupaten Paser, Minggu (1/12/2024). Anak-anak berlarian di lapangan, bola-bola baru di tangan mereka, seakan menggenggam harapan baru. Hari itu, program 1.000 Bola Kaltim Berdaulat menyapa desa ini, membawa lebih dari sekadar alat olahraga---bersama  janji perubahan dan semangat membangun.
Tarian adat Paser menjadi pembuka yang menyentuh, mengingatkan semua yang hadir akan akar budaya yang kuat. Tradisi ini bukan hanya pelengkap, tetapi pengingat bahwa perjalanan membangun generasi muda harus tetap berpijak pada nilai-nilai lokal.
Kolaborasi Dinas Pemuda dan Olahraga Kalimantan Timur bersama Forum Sekolah  Sepak Bola Kalimantan Timur (FOSSKA) Paser meluncurkan program ini dengan keyakinan besar. Bola-bola yang dibagikan bukan hanya simbol, tetapi juga benih-benih mimpi yang disemai di tanah desa-desa seperti Sawit Jaya, Lombok, Jemparing, Semuntai, Tiwei, Krayan, Tabara Sinba, dan lainnya.
Di tengah kegembiraan 200 anak dari 14 tim, Festival U-12 FOSSKA Paser pun dimulai. Mereka tidak hanya memperebutkan Piala Tetap, tetapi juga membuktikan bahwa talenta desa bisa bersaing. "Bola ini bukan sekadar alat, tapi peluang. Kami berharap pemerintah Kabupaten Paser melihat potensi besar putra daerah ini," ujar Paman Iyeng, Sekjen FOSSKA Paser, penuh harapan.
Provinsi Kalimantan Timur melalui Dispora sudah menunjukkan komitmennya, namun perjuangan ini masih panjang. Festival ini menjadi ajakan kepada semua pihak untuk percaya bahwa desa-desa kecil ini menyimpan potensi besar---anak-anak yang berlari mengejar bola, juga sedang mengejar mimpi mereka.
Lapangan Kerta Bhakti hari itu bukan sekadar arena olahraga, melainkan kanvas masa depan. Dan anak-anak itu adalah pelukisnya, siap melukis cerita tentang kemenangan, kegigihan, dan kebanggaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H