Mohon tunggu...
SEPRIYANI MALAU
SEPRIYANI MALAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, ga banyak hal baik tentang aku. aku suka malam, suka alam, suka ngopi , suka musik, suka tantangan, suka dia yang suka orang lain, hehehe salam kenal semua......

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SELEPAS LAPAS : Rumah tak selamanya tempat Pulang

20 September 2023   21:36 Diperbarui: 20 September 2023   23:59 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo semuanyaaa..

Kita kembali bertemu lagi nih. Seperti biasa aku akan cerita tentang kegiatan yang jalanin selama mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Pendidikan Indonesia. Kali ini aku bakal nge review salah satu film documenter yang kelompok aku saksiin bareng -- bareng dalam kegiatan modul nusantara.

Film yang saya maksud adalah "Selepas Lapas," yang diproduksi oleh Elscene Production dan disutradarai oleh Syifa Chusnus Khotimah. Film ini adalah sebuah karya yang luar biasa dengan cerita yang begitu tersusun rapi. Saya merasa sangat perlu memberikan penghargaan yang tinggi kepada seluruh tim yang berhasil membuat tokoh utama, yaitu A. Budiawan, berani membuka diri dan menceritakan kisah hidupnya kepada kami. Memahami bahwa mantan narapidana akan sulit untuk membuka hatinya kepada orang lain adalah hal yang sangat penting. Kami juga tahu bahwa orang dengan masa lalu yang penuh dengan kesalahan sering kali merasa terpinggirkan oleh masyarakat. Pengambilan gambar dalam film ini sangat alami dan autentik, tanpa ada unsur rekayasa yang mengganggu.

Namun, yang paling berkesan dari film ini adalah pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup A. Budiawan. Film ini sangat menekankan pentingnya kesehatan mental seseorang dan peran keluarga dalam membentuk jati diri anak-anak di masa depan.

Ada banyak hal dalam kisah A. Budiawan yang saya merasa terhubung dengan pengalaman saya sendiri. Bagaimana dia berjuang dan bahkan melakukan tindakan kekerasan untuk melindungi temannya, tanpa memikirkan konsekuensi yang mungkin dia hadapi. Saya tidak bermaksud untuk membenarkan perilaku A. Budiawan, namun saya bisa merasakan betapa pentingnya pertemanan dalam hidup saya, terutama ketika keluarga tidak selalu bisa menjadi tempat berlindung yang nyaman. Teman-teman saya yang membaca artikel ini mungkin juga akan merasakan apa yang dialami oleh A. Budiawan dalam hidupnya. Saya yakin masa lalu A. Budiawan tidak terbentuk begitu saja.

Kisah tentang keluarga yang keras dan pengalaman melihat dan merasakan kekerasan fisik sejak kecil sangat memengaruhi perkembangan seseorang di masa depan. Setelah menyaksikan kisah hidup A. Budiawan, saya merasa bahwa masalah-masalah kecil dalam hidup saya tidak seberapa. Saya juga tumbuh dalam keluarga yang keras dan mengalami kekerasan pada masa kecil saya. Namun, saya belum bisa sekuat A. Budiawan dalam menerima masa lalu saya. Masa lalu yang sebenarnya telah mengambil banyak peluang besar dalam hidupnya. Saya sangat terkesan dengan bagaimana dia akhirnya bisa menerima dirinya sendiri dan menjalani hidup yang lebih baik saat ini.

Reporter : Sepriyani Malau
editor : Salsa Solli Nafsika.,M.Pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun