Kita akan memasuki tahun 2020 dengan kondisi ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian. Kondisi ini akibat ketegangan perdagangan internasional yang dipicu oleh perang dagang (trade war) antara dua kekuatan ekonomi dunia saat ini Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.Â
Hal ini kemudian berimbas pada melambatnya penggerak pertumbuhan ekonomi domestik dibanyak negara, termasuk Indonesia. Bahkan di sebagian negara, sampai dengan kuartal III-2019, sudah banyak negara yang mengalami perlambatan bahkan sudah masuk dalam fase resesi ekonomi.Â
Indonesia patut bersyukur. Ditengah perlambatan ekonomi global tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan kuartal III-2019, masih bisa mencapai 5,02 persen (yoy).Â
Angka pertumbuhan tersebut menunjukkan Indonesia termasuk negara yang mampu bertahan ditengah perlambatan ekonomi global. Modal pertumbuhan yang relatif stabil sepanjang tahun 2019, harus bisa dimanfaatkan dalam menghadapi situasi ekonomi global yang tidak menentu.Â
Bahkan Pemerintah harus mampu menangkap peluang untuk mengambil manfaat ditengah ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok tersebut.
APBN 2020 yang telah disahkan oleh DPR dan Pemerintah, tetap menjadi ukuran untuk melihat kinerja ekonomi pada tahun 2020. Dalam APBN 2020 telah ditetapkan asumsi ekonomi makro, antara lain: target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,30 persen; tingkat ninflasi sebesar 3,10 persen; nilai tukar Rp. 14.400 per USD; tingkat suku bunga SPN 5,4 persen; harga minyak (ICP) 63 USD/barel; lifting minyak 755 ribu barel/hari dan lifting gas 1.191 MBOEPD.Â
Indikator ekonomi makro tersebut, Â terlihat cukup optimis sekaligus realistis dalam menghadapi tahun 2020. Walaupun beberapa indikator tersebut tidak memenuhi target pencapaian dalam APBN 2019.
Mitigasi dan Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Target pertumbuhan 5,30 persen dalam tahun 2020, bukan sesuatu hal yang mudah untuk dicapai. Mengingat, sampai dengan III-2019 pertumbuhan ekonomi baru mencapai 5,02 persen (yoy). Bahkan diprediksi hingga akhir tahun 2019, perekonomian nasional akan tumbuh sekitar 5,05 persen.Â
Sehingga bisa disimpulkan bahwa, target APBN 2019 sebesar 5,30 dan outlook APBN 2019 sebesar 5,20 persen tidak akan tercapai. Tetapi, kondisi ini tentu bukan menjadi alasan untuk berdiam diri.Â
Pemerintah dan DPR harus mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi, dengan serangkaian kebijakan dan program yang dimilikinya, sehingga mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi.