Tentu kita masih ingat dengan pesan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam perhelatan Annual Meeting IMF-World Bank, Oktober 2018 di Bali, bahwa dunia akan segera menghadapi "Winter Is Coming" sebuah istilah dalam salah satu serial Game of Thrones.
Pernyataan Presiden Jokowi memberikan peringatan (warning), bahwa perekonomian dunia akan segera memasuki masa-masa sulit, akibat perlamabatan ekonomi global yang diprediksi akan berlangsung hingga tahun depan.Â
Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang telah mengancam pertumbuhan ekonomi global.Â
Bahkan IMF dalam World Economic Outlook Juli 2019, kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 dari 3,3 persen menjadi 3,2 persen.Â
Ini merupakan penurunan proyeksi pertumbuhan ke-empat kali secara berturut-turut, yang menunjukkan terus meningkatnya intensitas risiko perekonomian global.
Prediksi Presiden Jokowi tersebut tengah kita rasakan saat ini, memasuki penghujung tahun 2019 perekonomian nasional juga merasakan perlambatan ekonomi global tersebut, dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional hanya berkisar 5,07 persen.Â
Bahkan banyak negara yang sudah mengalami kontraksi cukup dalam dan mulai memasuki fase resesi perekonomiannya.Â
Sebut saja, Jerman, Turki, Meksiko bahkan Singapura hampir saja terseret kedalam resesi ekonomi global dimana sektor industri manufaktur terus mengalami kontraksi, sebelum terbantu dengan tetap stabilnya sektor jasa, khususnya sektor keuangan, pariwisata dan perdagangan.Â
Kinerja Perekonomian Nasional
Tidak bisa kita pungkiri melambatnya perekonomian global telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Sampai dengan triwulan III tahun 2019, beberapa indikator ekonomi masih belum memenuhi target pencapaian APBN 2019.Â
Pertumbuhan ekonomi baru mencapai 5,02 persen (yoy), dimana dari sisi pengeluaran ditopang oleh pertumbuhan konsumsi yang mencapai 7,44 persen. Sementara itu, investasi dan ekspor belum optimal dalam menopang pertumbuhan. Â