Mohon tunggu...
Muh. Ruslim Akbar
Muh. Ruslim Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Instagram @muhruslimakbar

Menulis untuk mengekalkan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Prabowo-Gibran, Quo Vadis Pendidikan Indonesia?

2 Mei 2024   19:08 Diperbarui: 2 Mei 2024   19:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: bbc.com

Kita sadar betul bahwa pendidikan di Indonesia masih belum maksimal. Berdasarkan data dari Media Indonesia yang melansir data dari World Population Review 2021, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada peringkat ke-54 dari 78 negara, jauh di bawah Singapura yang berada pada peringkat 21, Malaysia di peringkat 38, dan Thailand di peringkat 46. Padahal jika melihat pendapatan negara kita pertahun yang dialokasikan untuk bidang pendidikan, mencapai 20% dari APBN/APBD, maka sudah sepantasnya kita memiliki kualitas pendidikan yang jauh lebih baik.

Pendidikan sebagai sarana untuk mendongkrak kualitas manusia Indonesia, nyatanya masih memiliki banyak hambatan di lapangan. Seperti kesenjangan akses pendidikan, strategi neoliberal, kesejahteraan gaji guru dan dosen yang belum merata, tata kelola anggaran, dan inklusi sosial (bias gender, budaya, agama minoritas, disabilitas untuk mendapatkan pelayanan pendidikan).

Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan di bawah pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin, telah mengeluarkan berbagai kebijakan guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan kita, seperti pendidikan universal yang berkualitas, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta dunia kerja pasca-Covid-19.

Sebagai negara yang berpenduduk 279.418.243  Juta jiwa, pendidikan yang berkualitas merupakan keniscayaan untuk menghasilkan SDM yang mampu membawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia. Di satu sisi, jika masalah-masalah pendidikan yang ada saat ini masih belum terakomodir dengan baik, tidak menutup kemungkinan akan menjadi bumerang bagi bangsa kita di kemudian hari. Tidak adanya pendidikan yang memadai, sangat berpotensi menimbulkan ledakan pengangguran yang juga berefek domino pada tingkat kriminalitas.

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto bersama wakilnya, Gibran Rakabuming Raka sepertinya telah menyadari sejak awal masalah pendidikan di Indonesia. Dalam Visi Misi Bidang Pendidikan yang akan mereka jalankan ke depan hingga tahun 2029, kita tentu berharap adanya perubahan yang lebih baik dari pemerintahan sebelumnya. Merujuk dalam berbagai sumber tentang Visi Misi yang akan dijalankan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran, khusus dalam bidang pendidikan, yaitu:


1. Meluncurkan program Dana Abadi Pesantren untuk mencetak santri unggul berkualitas.
2. Melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar yang menyasar pada kualitas pengajar, pendidik dan murid, serta memperluas cakupan program hingga ke perguruan tinggi.
3. Melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar untuk pesantren dan sekolah-sekolah berbasis agama lain dan perguruan tinggi.
4. Meningkatkan dana riset dan inovasi sehingga dapat mencapai 1,5-2,0 persen dari PDB dalam 5 tahun.
5. Menyediakan Beasiswa bagi putra-putri petani, nelayan, guru dan buruh (jenjang pendidikan S1-S3).
6. Membangun sistem perpustakaan digital dan teman-teman diskusi untuk mendorong literasi masyarakat.
7. Mengharuskan bacaan-bacaan wajib Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sejarah, sastra, budaya dan filsafat.
8. Memberlakukan upah minimum untuk kategori guru swasta, PAUD, madrasah dan yayasan.
9. Meningkatkan kualitas sistem pendidikan di seluruh Indonesia yang salah satunya menitikberatkan luaran individu-individu yang kreatif dan inovatif serta berkualifikasi global.
10. Membuka lebih banyak fakultas ilmu pendidikan yang diberikan subsidi yang lebih banyak dari pemerintah sehingga uang kuliah lebih murah, serta dosen-dosen diberikan kompensasi lebih tinggi daripada pengajar di fakultas lain.

Pada akhirnya kita sebagai masyarakat Indonesia wajib mendukung program yang akan dijalankan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan. Kita juga tidak boleh terlepas dari tanggung jawab untuk memajukan bangsa Indonesia melalui pendidikan. Sebab, pendidikan tidak boleh dibatasi oleh ruang sekolah saja, karena setiap tempat adalah sekolah yang dapat kita ambil pelajaran di dalamnya, dan setiap kita adalah guru dan murid bagi yang lainnya.

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024.

Sumber pustaka:

www.worldometer.com
www.theconversation.com
www.mediaindonesia.com
www.metrotvnews.com
www.liputan6.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun