Mohon tunggu...
Muh. Ruslim Akbar
Muh. Ruslim Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Instagram @muhruslimakbar

Menulis untuk mengekalkan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Bersama Palestina

13 Oktober 2023   23:39 Diperbarui: 13 Oktober 2023   23:50 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: VOA Indonesia

Penulis: Muh. Ruslim Akbar

"Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan."

Sebagai bangsa yang pernah merasakan pahit dan getirnya penjajahan, Indonesia sebagai negara merdeka berkomitmen penuh untuk menghapus segala bentuk penjajahan di dunia, termasuk hak kemerdekaan bangsa Palestina dalam merebut kembali wilayah yang saat ini dikuasai oleh zionis Israel. Israel hingga saat ini masih terus melakukan pembunuhan, pengusiran, pengeboman, penindasan terhadap rakyat Palestina.

Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kemerdekaan bangsa palestina, Indonesia menutup hubungan diplomatik dengan Israel. Bahkan Indonesia harus melepas status tuan rumah mereka pada piala dunia U-20 tahun ini sebagai dampak dari penolakan terhadap kedatangan tim nasional sepakbola Israel ke negara kita. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina tidak hanya melalui kata-kata saja, tetapi juga dengan tindakan.

Pada tahun 1962, Bung Karno dengan lantang menyatakan, "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel."

Setahun sebelum Indonesia merdeka, pada tanggal 6 September 1944, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, memberikan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia yang bisa kita rasakan hingga saat ini.

Gaza, sebagai wilayah yang paling diperebutkan Palestina-Israel yang oleh organisasi hak asasi manusia dan masyarakat Palestina menyebutnya sebagai penjara terbuka terbesar di dunia. Hal ini diakibatkan karena Israel memblokade Gaza, melalui jalur darat, udara dan laut setelah jalur Gaza dikuasai oleh Hamas.

Dampak buruk yang terjadi akibat blokade ini sangat dirasakan oleh penduduk palestina yang bermukim di wilayah tersebut. Pengangguran, kemiskinan, pemadaman listrik, kekurangan air, masalah kesehatan, depresi hampir setiap hari dirasakan oleh penduduknya yang tidak hanya orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak.

Hamas, sebagai gerakan Islam dan salah satu partai politik utama di wilayah Palestina, turut berupaya melawan penindasan Zionis Israel melalui perang militer. Tak ayal, pada Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan besar-besaran secara mengejutkan di selatan Israel dan membuka kembali mata dunia, terkhusus bagi rakyat Indonesia bahwa saudara-saudara kita di Palestina masih mengalami penderitaan yang belum juga selesai.

Selain Jalur Gaza, konflik Palestina dan Israel kerap kali terjadi di Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem. Selain faktor politik, faktor agama turut menjadi pemicu perebutan tempat ini. Al-Aqsa yang terdapat di kompleks seluas 35 hektare memiliki arti penting bagi tiga agama, yakni Islam, Yahudi, dan Kristen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun