Mohon tunggu...
Muh. Ruslim Akbar
Muh. Ruslim Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Instagram @muhruslimakbar

Menulis untuk mengekalkan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memaknai Hujan Sebagai Berkah atau Musibah?

27 Desember 2022   18:11 Diperbarui: 27 Desember 2022   18:15 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kompas.com

Penulis: Muh. Ruslim Akbar

Di penghujung akhir tahun, kita kerap kali dihadapkan masalah banjir akibat hujan yang turun dengan intensitas yang cukup tinggi. Di kota-kota besar yang padat penduduk serta gedung-gedung pencakar langitnya tidak mampu menghindari masalah ini. Drainase yang buruk dan masalah sampah yang tidak terurai dengan baik, cukup menjadi alasan mengapa banjir bisa dengan mudah terjadi.

Bagi saya, hujan terbilang cukup unik sebab memiliki berbagai arti tersendiri bagi setiap orang. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa hujan merupakan simbol dari keberuntungan. 

Di dalam Al-Qur'an juga terdapat ayat yang mengungkapan bahwa hujan adalah berkah, "Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam." QS: Qaaf (50) : 9. 

Dalam psikologi Hujan identik dengan rasa rindu dan kebijaksanaan. Sementara bagi seorang sastrawan, hujan mampu menciptakan berbagai sumber inspirasi dalam membuat suatu karya yang menarik.

Turunnya hujan tidak serta merta dianggap sebagai berkah bagi semua orang. Banjir dan tanah longsor merupakan momok mengerikan yang acapkali mengiringi saat hujan datang. 

Saya sendiri yang tinggal di Kota Makassar merasakan besarnya dampak banjir ini bagi aktivitas kehidupan sehari-hari. Akses jalan yang tertutup banjir sangat menyulitkan kita untuk pergi keluar rumah, walau sekadar berbelanja ke pasar. 

Bagi para pengusaha tentu sangat merasakan dampak banjir ini. Bahkan pada tahun lalu, bisnis ritel di DKI Jakarta mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai 2,5 Miliar Rupiah akibat banjir yang melanda ibu kota.

Di kota saya sendiri, Kota Makassar, pada penghujung tahun 2022 ini mengalami banjir yang terbilang cukup parah. Bahkan menjadi yang terparah karena mengakibatkan ribuan orang harus mengungsi karena telah merendam 3.046 rumah warga, angka yang cukup fantastis. 

Berbagai penyakit akan lebih mudah menyerang terutama bagi anak-anak, akibat efek domino yang timbulkan dari pengungsian ini. Dilansir dari National Resources Defense Council (NRDC), banjir di kota-kota besar seperti di Makassar dipicu oleh limpasan yang berlebihan karena tidak tersedia lagi tempat untuk resapan air. Sehingga tidak mengherankan jika hujan dengan intensitas kecil saja mampu menciptakan genangan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun