Penulis : Muh. Ruslim Akbar
Di dalam ajaran Islam setiap manusia tidak hanya diwajibkan untuk menuntut ilmu saja, melainkan juga memiliki adab dan sifat yang baik. Untuk belajar keduanya, bisa kita dapatkan melalui Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber utama. Selain itu, menelaah kembali kisah-kisah para nabi, sahabat, termasuk tokoh-tokoh Islam terdahulu dapat pula dijadikan sumber inspirasi dalam meneladani sifat-sifaf baik yang mereka miliki.
Sifat yang umum melekat pada diri tokoh-tokoh Islam ini tidak pernah lepas dari kejujuran, kerja keras, cerdas, optimisme, serta sifat positif lainnya yang dapat kita ikuti untuk diterapkan di kehidupan saat ini, terutama bagi anak muda yang sedang belajar untuk menemukan jati diri, sehingga perlu untuk menemukan sosok-sosok yang layak untuk mereka teladani.
Yuk, simak penjelasan lima tokoh Islam yang dapat dijadikan panutan untuk generasi milenial saat ini.
1. Muhammad Al-Fatih
Di usia yang hampir menginjak 22 tahun, Muhammad Al-Fatih diangkat menjadi seorang pemimpin kesultanan utsmani. Prestasi terbesarnya yang tidak akan pernah dilupakan oleh sejarah dunia yaitu ketika ia mampu menaklukkan ibu kota Romawi saat itu, yakni kota Konstantinopel pada tahun 1453 yang terkenal memiliki benteng pertahanan yang sangat kokoh.
Dalam berbagai catatan sejarah, Muhammad Al-Fatih di usianya yang sangat muda telah menjelma menjadi pemimpin yang memiliki sifat pekerja keras, kecerdasan di berbagai disiplin ilmu, sikap toleransi, serta kesabaran dan rasa optimisme dalam mewujudkan segala tujuan yang ingin dicapainya.
2. Uwais Al-Qarni
Pemuda yang dijuluki penghuni langit oleh Nabi Muhammad Saw ini merupakan contoh pemuda yang sangat berbakti kepada ibunya. Betapa tidak, demi mewujudkan keinginan sang ibu yang telah lanjut usia agar bisa melaksanakan ibadah haji, Uwais rela menggendong ibunya yang lumpuh dari tempat tinggalnya di Yaman menuju ke Makkah. Walau pun hidup miskin, hal itu tak menyurutkan niat dan tekadnya untuk mewujudkan cita-cita sang ibu.
Allah Swt memberikan karunia kepada Uwais dengan menyembuhkan penyakit sopak yang telah lama ia derita, dan menyisahkan sedikit bulatan putih di tengkuknya. Berdasarkan kisah Uwais Al-Qarni ini, kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran bahwa kasih sepanjang masa tidak hanya dimiliki oleh ibu untuk anaknya, namun juga seorang anak untuk ibunya.