Gus Dur memiliki pandangan bahwa politik harus melayani kepentingan rakyat, bukan elite. Sebagai pemimpin, ia kerap menggunakan pendekatan budaya dan kearifan lokal untuk menyelesaikan masalah politik. Ia percaya bahwa nilai-nilai lokal, seperti gotong-royong dan musyawarah, bisa menjadi solusi atas berbagai persoalan bangsa.
Pemikiran nasionalisme Gus Dur juga mencerminkan upayanya untuk menjaga keutuhan bangsa. Ia sering mengingatkan pentingnya persatuan dalam keragaman, sebagaimana tertuang dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika."
5. Warisan Pemikiran Gus Dur
Hingga kini, pemikiran politik Gus Dur tetap relevan dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia mengajarkan bahwa politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan alat untuk memperjuangkan kemanusiaan, keadilan, dan keberagaman.
Gus Dur adalah simbol bagaimana tradisi Islam dan modernitas dapat berjalan beriringan. Akar pemikirannya mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk melindungi semua rakyatnya, tanpa memandang perbedaan.
Penutup
Akar pemikiran politik Gus Dur adalah perpaduan harmonis antara tradisi Islam, wawasan global, dan nilai-nilai kebangsaan. Pemikiran ini bukan hanya relevan untuk masa lalu, tetapi juga menjadi landasan bagi masa depan politik Indonesia. Gus Dur mengingatkan kita bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan anugerah yang harus dirawat dengan kebijaksanaan dan cinta kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H