Mohon tunggu...
gus fik
gus fik Mohon Tunggu... Administrasi - Mastering patience will mastering everything else.

Kursustrading.my.id Belajarfx.my.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Kita Tidak Bisa Bikin Sosmed Sendiri?

11 Juni 2017   18:50 Diperbarui: 12 Juni 2017   00:13 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
taken from arif kamaluddin katadata.co.id

Andil sosmed seperti FB dan sejenisnya dalam penyebaran dan penguatan hoaks sudah begitu kentara. Upaya Menkominfo sejak bulan Februari 2017 untuk melakukan denda kepada penyelenggara sosmed juga belum kelihatan hasilnya, buktinya hoaks masih tetap merajalela saat ini. Penyusunan UU untuk mendenda perusahaan OTT semacam FB dkk juga belum kelihatan akan di ratifikasi dan diluncurkan. 

Sosmed mendapatkan keuntungan berlipat ganda dan luar biasa karena ada penggunanya. Ada usernya.  Tanpa adanya user/pengguna FB dan sosmed lainnya tidak punya kekuatan apa-apa. Basis pengguna yang besar secara otomatis akan mendongkrak pendapatan iklan yang bersangkutan. Ketergantungan dan kenyamanan dengan adanya sosmed memaksa pengguna untuk tetap menggunakan aplikasi ini. Seakan-akan tidak ada alternatif lain selain yang sudah ada sekarang ini. 

Iklan adalah darah bagi keberlangsungan sebuah sosmed dan platform sejenisnya. Sosmed adalah mesin pengeruk uang bagi pemilik platform dan para pemegang sahamnya. Para penggunanya ibarat sapi perah yang terus menerus mengisikan konten dan status bagi kemeriahan dan daya tarik suasana platform tersebut. Para pengguna adalah korban juga bagi viral konten tidak bertanggungjawab dan hoaks yang merugikan diri mereka. 

Laporan yang masuk kepada Menkominfo sejumlah 25.179 laporan sudah lebih dari cukup akan buruknya efek sosmed tinimbang baiknya kontribusi sosmed terhadap kedaulatan dan kebaikan sebuah bangsa dan negara.

Tidakkah lebih baik, jika kita berusaha membuat sosmed platform sendiri yang lebih mudah di awasi dan di kontrol? Pesona dan manfaat sosmed yang menghilangkan jarak memang sangat bermanfaat dan penyampaian informasi, namun seyogyanya digunakan demi kemaslahatan yang lebih besar daripada sekedar untuk merusak tatanan sosial sebuah negara. 

“Perusahaan seperti Facebook seharusnya membayar mahal untuk berita hoax apabila mereka tidak berhasil menghentikan penyebarannya. Facebook dan perusahaan sejenis semestinya bisa jadi lebih dari sekadar perusahaan pencetak uang," kata Schulz. (taken from here)

Ada banyak SDM di negara kita untuk membuat sebuah platform semacam FB dan sejenisnya. Saya sangat yakin ada banyak SDM kita yang belum di gunakan sebagaimana mestinya demi kebaikan dan iklim bernegara yang lebih baik bagi negeri ini.  Rasa nasionalisme kita yang masih strong menurut versi lembaga riset SMRC adalah modal untuk bisa mengambil alih kedaulatan bersosmed di negeri sendiri. 

Marilah kita mencoba berfikir out of box dan meninggalkan secara pelan-pelan budaya ketergantungan terhadap segala sesuatu di luar negara kita. Marilah kita mencoba untuk menjadi bangga dengan menggunakan teknologi dan aplikasi buatan anak negeri sendiri. 

Negara berdaulat dengan sosmed lokal saya kira bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Proyek semacam itu bisa direalisasikan dengan pengawasan dan akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan. 

FB dan perusahaan OTT lainnya tidak berniat dan enggan mendirikan BUT (Badan Usaha Tetap) adalah indikasi betapa platform dan perusahaan sejenis ini hanya ingin mengeruk keuntungan tanpa ingin memberikan kontribusi positif pada negara dan bangsa ini. Tidak perlu ragu-ragu dan berlama-lama merealisasikan adanya UU untuk memberikan denda kepada mereka atau memblokirnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun