Judul tulisan saya kali ini mungkin terkesan nyeleneh. Edan. Nakutin. Tapi menarik. Mengundang orang untuk membacanya. Bahkan menyimaknya. Dibandingkan dengan judul membosankan yang biasa dipakai oleh para ilmuwan langitan. Yang biasanya akan berbunyi : MASALAH-MASALAH DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA AREN DAN KENDALA-KENDALA DALAM Â PROSES PRODUKSINYA SERTA ALTERNATIF SOLUSINYA.
Panjang amat ya. Dan terkesan menggurui. Hahaha. Ya udah, kita lanjut saja. Nyedot ilmu bareng Bang Pilot. Yang ganteng. Baik hati. Ramah. Lembut. Penyayang. Pintar. Multi talent. Romantis. Penyabar. Mudah bergaul. Rendah hati. Dan rajin menabung.
Halah.., air laut asin sendiri..!!
#
Potensi ekonomi budidaya aren (arenga pinnata-Merr) sudah jelas, sehingga tak perlu diragukan lagi. Aren adalah satu-satunya flora di dunia ini yang mampu memberikan manusia bahan pangan, berbentuk gula padat, Â sebanyak 1 kilogram sampai dengan 3 kilogram setiap harinya, selama masa produksi. Dengan demikian, potensi nilai ekonomi netto sebatang pohon aren adalah rp.9.100.000 sd rp.27.300.000 dalam kurun waktu 10 tahun. Dan karena dalam satu hektar lahan ada populasi sebanyak 333 pohon, maka potensi ekonomi netto satu hektar kebun aren adalah rp.3.030.300.000 sd rp.9.090.900.000 dalam masa 10 tahun.
Dan ingat, gula aren adalah salah satu dari produk pertanian yang sejarah harganya selalu positif sepanjang waktu. Berbeda dengan harga komoditi produk dari sawit, karet, kakao, lada, vanili, tebu dan lainnya, yang sejarah harganya berdarah-darah. Penuh gonjang-ganjing. Sangat fluktuatif. Sulit diprediksi. Dan cenderung borjuis. Pasarnya dikuasai oleh konglomerasi. Sebagiannya mafia.
So, that was something sweet about palm sugar, and everybody can be a billionaire with arenga pinnata cultivation.Â
Too good to be true?
Not really. If you want to keep reading my article.
Itulah besarnya harta karun budidaya aren. Karenanya, semua orang bisa menjadi miliarder dengan menanam aren.