Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Lima Jenis Tanaman Masa Depan

9 November 2019   10:37 Diperbarui: 9 November 2019   10:40 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kelemahan utama para petani dan pekebun kita adalah sifat suka ikut-ikutan bertanam suatu jenis tanaman yang banyak diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar. Seperti ikut menanam sawit, karet, jati, sengon, pinus, singkong dan lain-lain. Padahal kesemua jenis tanaman itu belum tentu cocok diusahakan di lahan milik petani kita, yang umumnya luasnya kurang dari dua hektar. 

Lahan yang sempit harusnya diusahakan secara intensif. Agar hasilnya mencukupi kebutuhan hidup para petani dan pekebun. Caranya ialah dengan menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada sawit dan karet. Selain itu pasar produknya harus mudah, sejarah harganya bagus, budidayanya tidak sulit, syarat tumbuhnya tidak ketat, bibitnya tersedia dan panduan budidayanya mudah didapat. 

Bertanam sawit dan karet pada lahan sempit bukanlah sebuah investasi yang bijak, karena hasilnya sangat tidak memadai. Sawit dan karet baru 'terasa' hasilnya jika satu orang petani memiliki kebunnya seluas minimal enam hektare. 

Jika diurut secara potensi ekonomi, maka jenis-jenis tanaman alternativ itu bisa kita urutkan sebagai berikut :  aren, durian, pinang, kelapa sadap, pala, cengkeh, sawo, kemenyan, alpukat, mangga,  kelengkeng, jengkol, lada, manggis, kakao,  nangka sayur, sawit, karet, jati dan sengon. 

Aren paling tinggi nilai ekonominya, menghasilkan uang sekitar Rp.556.000 netto per hektar per hari, dihitung rerata sejak ditanam. 

Sedangkan jika diurutkan secara kemudahan budidaya, maka daftarnya adalah sebagai berikut : pinang, aren, pala, nangka sayur, kelapa sadap, sawit, sawo, sengon, cengkeh, kemenyan, karet, jati, kelengkeng, alpukat, jengkol, manggis, durian dan kakao. 

Pinang betara paling mudah dibudidayakan karena bibitnya mudah didapat dan murah, hama penyakitnya sedikit, adaptif di pelbagai jenis tanah, mudah tumbuh, cepat menghasilkan (4 tahun), tidak butuh pupuk yang banyak, memanennya mudah, perlakuan pasca panennya juga tidak sulit, produknya berupa biji kering tahan lama disimpan dan umur pohonnya cukup panjang (25 sd. 30 tahun).

Potensi nilai ekonomi brutto berkebun pinang betara adalah Rp.87.000.000 per hektar per tahun dihitung sejak berproduksi. 

Demikianlah kami paparkan secara singkat tentang beberapa jenis tanaman tahunan yang paling baik untuk diusahakan saat ini dan di masa depan. Sebenarnya nasih banyak jenis tanaman lainnya yang potensial, dan itu semua tergantung kepada teman-teman petani. Apakah mau keluar dari zona nyaman namun bermasa depan suram, atau tetap setia menikmati hasil seadanya. Mungkin karena malas atau takut pada perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun