Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tanaman Lada, Si Kecil yang Rakus

14 Oktober 2016   21:13 Diperbarui: 15 Oktober 2016   03:54 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengatasi hal ini, maka kewajiban pemerintah untuk membantu para petani lada Indonesia, haruslah ditunaikan. Tentunya  lewat Kementerian Pertanian dan semua pihak yang terkait. Pupuk dengan harga yang terjangkau harus diadakan dan disalurkan secara merata sesuai kebutuhan petani. Bibit lada  varietas-varietas yang lebih unggul harus juga disediakan. 

Kita tidak lagi bisa mengandalkan varietas-varietas tradisional seperti petaling,  bengkayang, natar1, natar 2, LDK, LDB, chunuk dan kerabat-kerabatnya yang sederajat. 

Petani lada kita butuh varietas baru yang produksinya lebih tinggi semisal lada lanjak/panniyur-1/panniyur 2 yang tandan buahnya lebih panjang, lada ceylon yang tak berhenti berbuah, pepper thekkan yang tandan buahnya bercabang-cabang dan lada viet yang potensi  produksi lada putihnya mencapai 11 ton perhektar pertahun tadi.

Buah lada pepper thekkan asal India - foto grup Fb Ladaku Harapanku
Buah lada pepper thekkan asal India - foto grup Fb Ladaku Harapanku
Pemerintah cq Kementerian Pertanian juga harus ketat mengevaluasi kinerja para tenaga penyuluh pertaniannya di lapangan. Agar mereka benar-benar melakukan tugasnya mendampingi petani dan memberikan masukan bagi penyelesaian masalah yang ada di lapangan. 

Petugas pertanian ini juga harus dibekali dengan ilmu yang cukup sesuai dengan bidangnya, agar ketika petani bertanya tentang solusi bagi masalah pertanaman lada yang mereka hadapi, tidak ada lagi jawaban klise "Maaf, saya hanya tahu tentang budidaya padi."

Penulis yang pernah melakukan pengumpulan data lapangan kepada para petani lada di Pulau Bangka, menemukan bahwa serangan penyakit kuning dan penyakit busuk pangkal batang adalah momok paling menakutkan bagi para petani lada di sana, sementara mereka tidak tahu bagaimana cara penangannnya. Padahal Bangka adalah salah satu sentra penghasil lada di Indonesia. 

Miris memang, jika dulunya petani lada Thailand dan Vietnam datang belajar ke Indonesia untuk memahami pertanaman lada, kini malah petani kita yang dipecundangi mereka. 

Hal ini bisa terjadi antara lain karena pemerintah Indonesia kurang baik dalam memenuhi  kewajibannya untuk mendukung dan mendampingi para petani secara lestari.

Sampai kapan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun