4.Sekretaris Konfrensi Wali Gereja Indonesia Romo Benny Susetyo mengatakan bahwa yang membakar masjid adalah bukan orang Papua, tapi orang luar yang sengaja datang untuk memperkeruh suasana. Benny tahu pasti itu. Tapi dia mengaku tidak tahu ada surat edaran GIDI. Benny juga mengaku tidak tahu kalau GIDI sudah menutup gereja Advent di Papua.
Ini logikanya dimana, Benny? Anda tahu pasti tentang sesuatu yang baru terjadi, dan kejadiannya dalam suasana kacau, tetapi tidak tahu tentang sesuatu perkara besar yang sudah lama terjadi, dan kejadiannya dalam suasana yang jelas dan terang.
Lagi pula, sudah benderang di dalam surat edaran GIDI itu akan adanya pelarangan pendirian rumah ibadah di Kabupaten Tolikara selain gereja GIDI. Ini adalah indikasi kuat bahwa pembakaran masjid itu sudah direncanakan sebelumnya.
***
Buat para penulis, kami nasehatkan agar janganlah menulis masalah yang sensitif seperti hal ini, berdasarkan data yang minim. Cari dulu data secukupnya. Saat ini, karena media arus utama sudah kurang independent, cenderung mengusung misi tersendiri, maka referensi tambahan haruslah dicari. Status Facebook dan cuitan Twitter dari para saksi lapangan, dapat dijadikan tambahan referensi. Bagaimana pun, saksi mata lebih paham masalah dibanding JK dan Benny yang ada di Jakarta.
Lebih parah lagi jika Anda beropini seolah bijak, tetapi pada hakikatnya malah tambah menyakiti hati ummat Islam. Ummat yang tengah berduka dan sakit hati ini, jangan lagi ditambahi kelukaannya dengan nasihat-nasihat Anda yang terdengar seolah arif, tetapi hakikatnya malah menyalahkan umat Islam.
Kecuali memang Anda berniat membakar niat para mujahid yang memang sudah sedia untuk menjadi syuhada itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H