[caption id="" align="aligncenter" width="551" caption="Petani di desa Planggu bergotong royong melakukan pengeboran sumur untuk mendapatkan air bagi sawah mereka yang saat ini mengalami kekeringan. Ilustrasi/Admin (tribunjogja.com)"][/caption]
Umumnya kita mengupahkan orang untuk membuat sumur bor dangkal di rumah kita. Tak jarang pula kita membayar dengan sistem ‘terima air’, atau semua peralatan dan instalasi disediakan oleh tukang membuat sumur bor. Setelah air keluar, kita tinggal membayar sejumlah uang yang sudah disepakati. Cara ini memang praktis, namun mengandung banyak kelemahan. Mengapa? Silahkan ikuti uraian berikut.
Di dunia pertukangan, ada pemeo: bukan tukang kalau tidak menipu. Nah, seandainya tukang yang kita panggil untuk membuat sumur bor di rumah kita termasuk ke dalamcakupan makna pemeo di atas, maka ada beberapa hal yang bisa dimanipulasi olehnya.
1.Mutu pipa PVC
Setidaknya ada lima tingkat kualitas pipa PVC dengan lima tingkat harga. Jika tukang menyediakan pipa yang kw3, maka belum tentu Anda mengetahuinya.
2.Mutu pompa air
Ada sebagian tukang yang mau menipu dengan membawa pompa air rekondisi. Kelihatannya seperti baru, lengkap dengan kotak dan label. Dan anda akan sulit sekali membedakannya dengan yang ori.
3.Kedalaman pemboran
Pipa yang dibawa oleh tukang biasanya sudah tidak utuh sepanjang 600 cm lagi, tetapi sudah dipotong 50 cm. Jika anda memesan sumur bor spek 4 pipa, maka sudah ada pengurangan pemboran sedalam 200 cm.
4.Tehnik pengerjaan
Tukang biasanya akan membuat keratan-keratan pada pipa luar bagian terbawah (ukuran 2 inch). Keratan-keratan ini biasanya sepanjang 2 meter berjajar. Dikerat dengan menggunakan gergaji besi. Maksudnya adalah sebagai lubang masuk air. Padahal perlakuan itu dapat menyebabkan air menjadi keruh pada saat datang musim hujan.
Cara yang benar adalah dengan tidak melakukan pengeratan pada pipa. Terutama bila tanah lapisan bawah tergolong tanah kapur. Tapi konsekuensinya adalah tukang harus mengebor setengah pipa lebih dalam daripada panjang keseluruhan pipa luar. Artinya, jika kedalaman sumur seharusnya 4 pipa, maka tukang wajib mengebor sedalam 4,5 pipa. Yang setengah dibiarkan tanpa selubung pipa dan menjadi reservoar air. Pipa luar akan menggantung, dan ini tak mengapa karena pipa terjepit cukup kuat oleh tanah sekelilingnya. Bisa juga dibuatkan penahan pipa di permukaan tanah dengan soket dan diperkuat cor semen.
Hal ini biasanya dihindari oleh tukang membuat sumur bor yang tak jujur. Tukang maunya pekerjaan mudah, cepat selesai dan nanti jika sumur Anda keruh, ia akan Anda panggil lagi, dan dibayar lagi untuk upah pencucian sumur.
Adapun pipa hisap, maka panjangnya adalah 3,5 pipa. Diameter pipa hisap umumnya 1 inch. Namun tukang sering merekomendasikan pipa ¾ inch, agar ia bisa untung banyak.
Untuk menghindari semua itu, maka dapat ditempuh cara berikut:
1. Semua material Anda yang sediakan. Beli langsung di distributor atau panglong terdekat. Belilah pipa yang berkualitas terbaik, terutama pipa luar (2 inch), karena pipa ini tak bisa diganti.
2. Buatlah perjanjian kerja yang jelas dengan tukang. Jabarkan spek pekerjaan yang Anda minta dengan lugas. Tentukan juga siapa yang akan menanggung resiko jika pengeboran gagal. Misalnya karena mata bor tertumbuk pada lapisan batu. Atau pipa luar pecah saat dipasang. Baru kemudian tetapkan harga upah.
3. Jangan gunakan pompa air Anda yang baru saat air masih keruh atau masih berpasir. Tukang harus membawa sendiri pompa air listriknya untuk membersihkan sisa material pemboran yang masih terlarut dalam air. Lumpur dan pasir dalam air yang disedot dapat menyebabkan kerusakan pada kipas pompa air.
4. Mandori tukang selama masa pengeboran sampai selesainya pekerjaan. Pastikan pekerjaan sesuai dengan spek yang Anda minta.
5. Minta garansi dari tukang tentang kejernihan air. Jika dalam waktu dekat air kembali keruh, ini masih menjadi tanggung jawab tukang untuk membersihkan/mencuci lubang sumur bor.
Demikian beberapa tips agar Anda terhindar dari kelakuan minus para ‘tukang’.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H