Aren (arenga pinnata merr) telah berabad-abad dikenal dan dimanfaatkan oleh umat manusia. Aren atau enau termasuk tumbuhan suku pinang-pinangan, bersama tumbuhan rumbia, nipah, pinang. nibung, dll.
Aren menghasilkan air nira yang berasal dari mayang atau tandan buahnya yang disadap. Air nira sendiri dapat diolah menjadi gula aren, gula semut, minuman segar, sirup, bio ethanol, methanol, tuak atau sopi. Selain itu, aren juga bisa menghasilkan buah yang biasanya diolah menjadi kolang-kaling atau bargat. Produk lain dari pohon aren adalah ijuk, lidi dan sagu. Kayunya bisa dimanfaatkan menjadi bahan bangunan sederhana. Akar dan daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Sayang, sampai saat ini masih sedikit orang yang mau membudidayakan pohon aren. Kebanyakan pohon aren yang ada adalah pohon yang tumbuh liar. Menyebar dengan bantuan air dan hewan musang. Padahal, aren sangatlah ekonomis dan menguntungkan bila dibudidayakan secara intensif.
Orang jarang mau membudidayakan aren karena melihat pohon aren yang tumbuh liar di alam, baru bisa berproduksi setelah berumur 10-12 tahun. Padahal bila ditanam dan dirawat dengan baik, aren sudah dapat mulai berproduksi pada umur 6-7 tahun saja.
Secara umum, aren produksi dibagi menjadi tiga jenis. Aren genjah, aren dalam dan aren tingi. Persilangan aren genjah dengan aren dalam bisa menghasilkan aren sadang. Kekurangan dan kelebihan masing-masing jenis sudah penulis paparkan pada tulisan sebelumnya. Penulis sendiri menanam aren jenis dalam, berdasarkan pertimbangan ekonomis.
Di Tawau, Malaysia, aren telah dikebunkan secara profesional dan menghasilkan methanol, ethanol fuel grade dan alcohol pharmacy grade.
Menurut perhitungan kami, bila dibudidayakan dengan baik, dalam rentang waktu 15 tahun, maka aren dapat menghasilkan uang 4-5 kali lebih banyak dibanding uang yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit atau karet.
Saat berproduksi, satu pohon kelapa sawit akan menghasilkan uang rerata Rp.525/pohon/hari. Sementara itu, aren menghasilkan uang rerata Rp.14.700/pohon/hari. Semua angka sudah dipotong biaya panen, namun belum dipotong biaya produksi lain. Untuk sawit dan aren, biaya produksi relatif tak beda jauh. Produk akhir yang dijual adalah TBS dan nira.
***
Aren dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 3-1700 mdpl. Level idealnya ada di 400-1500 mdpl. Aren akan menghasilkan nira yang banyak di daerah yang pada siang hari cuaca panas (25-32 derajat C), sementara dimalam hari suhu udara cukup dingin (15-20 derajat C).
Selain cuaca, faktor yang mempengaruhi banyaknya air nira adalah perawatan dan pemupukan, salinitas, ketersediaan air tanah, kualitas bibit, dan yang paling penting adalah perlakuan manusia. Bila manusia memotong pelepah daun aren terlalu banyak sehingga daun yang tinggal hanya sedikit, maka produksi nira akan merosot tajam.
Berdasarkan wawancara kami dengan enam orang petani penyadap aren di Sumatera Utara, berikut kami simpulkan ciri-ciri pohon aren yang bagus.