Artikel Arke yang biasanya dipenuhi komentar berisi pujian dan sanjungan, kini berubah menjadi hujatan dan bahkan makian. Tak cukup sampai di situ, banyak teman kompasianer dan fesbuker pendukung capres satunya yang kemudian memutuskan pertemanan, memblokir akun Arke dari tampilan dinding mereka.
Mulanya Arke melawan, teguh tegar berlapis baja. Bersikukuh membela apa yang ia yakini, bahwa Prabowo Subianto adalah putra terbaik Indonesia yang paling tepat duduk di kursi kebesaran. Arke pun lalu menurunkan tulisan-tulisan yang tajam membahana mendukung capres pujaannya.
Reaksinya, balasan hujatan dan pemutusan pertemanan makin marak. Arke kini dibully habis-habisan. Tanpa ampun. Tanpa jeda. Tanpa pembela.
Akhirnya, Arke luluh. Hatinya galau tingkat dewa. Miris, sedih dan marah. Namun ia sendiri. Karena teman-temannya yang sehati sepilihan, juga tengah babak belur kucar-kacir diembat demonstran pendukung capres asuhan nyonya besar.
Di status Arke yang teranyar, Arke menulis bahwa ia kini menjadi golput.
Arke juga mengucapkan selamat berjuang buat Prabowo, tokoh yang dikaguminya. Arke runtuh. Hatinya sedih alang kepalang. Sementara di sisi sana, para pengeroyoknya bertepuk tangan kencang membahana. Merayakan kemenangan mereka. Menang membully Arke.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H