Selain itu, PT.SMA juga mengalirkan limbah cair PKS-nya ke lapangan perkebunan, menggunakan sistim pipanisasi dan disebar dengan sistim parit tulang ikan, dimana hal itu dipercaya dapat membantu meningkatkan produksi TBS dan mendongkrak rendemen CPO.
Di pihak perusahaan lain, terutama PTPN, banyak tegakan utuh pohon sawitnya yang sudah punah dihantam Ganoderma, dengan varian penyakit busuk pangkal batang. Padahal usia pohon sawit masih sekitar 10-12 tahun saja.
Jadi intinya, semua benih sawit keluaran produsen resmi itu rata-rata sama saja baiknya. Yang paling penting adalah perawatan di lapangan. Sehebat apapun benih sawit yang ditanam, jika perawatannya hanya sekedarnya, maka jangan mimpi bisa mendapatkan hasil yang baik.
***
Beberapa waktu yang lalu, produsen benih sawit PPKS ada merilis varietas benih sawit jenis baru, dilabeli Marihat Klon (MK). Benih yang dikembangkan dengan sistem klon plasma ini diklaim akan memberikan produksi TBS dan CPO yang 20-30 persen lebih tinggi dari benih konvensional asalan biji. Namun hasilnya belum bisa kami amati, karena belum ada perkebunan kelapa sawit di daerah kami yang menanamnya.
Sekedar info, PPKS melepas benih MK ini seharga Rp.13.500/pokok untuk benih sawit umur 3 bulan (baby sawit, dalam polibag mini), dan Rp.40.000/pokok untuk benih siap tanam usia 7-9 bulan. Harga ini jelas lumayan jauh di atas harga benih asal biji produk perusahaan pembenihan yang sama, yakni di angka Rp.10.500 dan Rp26.000.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI