Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pulau Goree Senegal: Pusat Jual Beli Budak

15 Desember 2010   14:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:42 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senegal, negara Barat Afrika Hitam di pantai Laut Atlantik. Sebuah negara terkenal yang  telah  menelorkan beberapa pemain sepakbola dunia yang merumput di klub-klub Eropa, bahkan banyak diantara mereka yang menjadi warga negara mantan jajahannya Perancis. Saat ini Senegal menjadi tuan rumah peringatan dan Konferensi Seni Afrika ke-3 yang dilaksanakan di ibu kota Dakar. Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Senegal mengajak para insan media mengunjungi objek wisata dan monumen sejarah asal muasal perjual-belian budak-budak Afrika Hitam. Pulau tersebut menjadi milik Senegal namun letaknya berada di kawasan Lautan Atlantik yang lebih dekat ke garis pantai Amerika. Pulau tersebut adalah Pulau Goree, atau Gauri atau Gouri. Pulau yang luasnya hanya 6 ha dan berpenduduk cuma 1200 jiwa, 800 diantaranya kaum Muslim dan sisanya umat Kristen Katolik. Pulau Goree merupakan pulau transit penjualan budak-budak Afrika yang diperdagangkan oleh para 'cowboy' AS yang dibeli oleh para calo di Afrika diantara kabilah dan suku-suku yang konflik. Pulau tersebut pertama kali dimasuki Portugal, negara pertama yang paling dulu mengenal kapal laut akibat diajarin oleh para insinyur Muslim di Andalusia (Spanyol) yang kemudian menelorkan pelaut seperti Vasco da Gama , pada tahun 1440. Kemudian disusul oleh Belanda tahun 1660 dan akhirnya Perancis tahun 1670. Orang-orang Eropa membeli budak yang ditukar dengan dengan senjata (barter), karena senjata tersebut dapat dijadikan mencari mangsa budak-budak lainnya. Kemudian budak-budak  tersebut mereka ekspor ke Luisiana, AS; sedangkan budak perempuan dibeli (barter) dengan gentong anggur dan diekspor ke Cuba, sedangkan anak-anak diekspor ke Haiti. Perjul-belian budak menghancurkan pulau tersebut pada tahun 1848 setelah terjadi kerusuhan 20 juta budak, 6 juta diantaranya tewas dalam peristiwa tersebut.

129242601525862804
129242601525862804
Semua peristiwa perjualbelian budak di Pulau Goree dikenang dengan berbagai monumen dan juga peninggalan gereja serta sebuah masjid yang dibangun oleh Dinasti Murabithun yang berpusat di Maroko pada tahun 1822. salam damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun