Berikut ini saya turunkan fakta pelanggaran HAM AS di Irak terhadap anak-anak selama masa embargo ekonomi dan pendudukan negara tersebut di sebuah negara berdaulat dan anggota PBB, berdasarkan tulisan Sajidah Mousawi di surat kabar mingguan 'al-Arab al-Usbu'i, edisi 12-18 Juni 2010.
Sajidah membuka tulisan tersebut dengan mengatakan bahwa tidak ada di dunia ini kezaliman yang paling keji dan brutal selain dari pendudukan (penjajahan). Pendudukan (Penjajahan) AS terhadap Irak sejak tahun 2003 lebih keji lagi karena didasarkan pada kebohongan publik yang dilakukan oleh Presiden Bush bahwa Irak mempunyai senjata pemusnah massal yang ternyata hanya isapan jempol belaka. Kemudian menduduki dan menjajahnya setelah terlebih dahulu selama 13 tahun mengembargo ekonomi negeri tersebut, dan sepanjang masa tersebut hingga sekarang telah menyisakan kehancuran bagi negeri kaya minyak tersebut dan tercabik-cabik dalam pusaran perang etnis dan sektarian yang sengaja diciptakan oleh AS.
Pelanggaran HAM Anak pada masa Embargo (1990-2003)
Pada tahun 1990 AS memberlakukan embargo ekonomi terhadap Irak berdasarkan keputusan DK PBB pada tgl. 6 Agustus 1990. Embargo ekonomi ini dapat dikatakan sebagai perang terbuka terhadap anak-anak Irak, sedikitnya ada beberapa catatan mengerikan hasil yang dicapai embargo ekonomi tersebut, antara lain:
1. Berdasarkan catatan UNICEF anak-anak dibawah usia 5 tahun meninggal dunia sebagai korban semakin meningkat tiap bulannya. Antara tahun 1990-1998 mencapai 1.5 juta anak korban. Jumlah ini semakin besar pada saat pendudukan (penjajahan) AS terhadap Irak. Sebagai saksinya adalah jawaban Menlu AS pada saat itu Madeline Albright atas pertanyaan wartawan Lesly Stoll pada program acara '60 menit' pada tahun 1996, 'Apakah kematian 1.5 juta bocah Irak sebagai harga yang pantas mereka dapatkan?'. Jawaban Albright, "ya, itulah yang pantas didapatkan dari anak-anak Irak". (pembunuhan terhadap anak tak berdosa tersebut dianggap sah dan wajar saja).
2. Selain itu, anak-anak Irak juga terkena sasaran dan korban serangan udara bom AS dan sekutu (Inggris) terhadap kawasan padat penduduk baik pada serangan Teluk 1991 atau pada 'larangan terbang di Utara dan Selatan Irak.' Sebagai contoh, serangan udara AS ke tempat pengungsian Amiriyah pada tgl. 13 Februari 1991 telah menewaskan anak-anak lebih dari 300 orang bersama keluarganya.
3. Anak-anak Irak menjadi korban polusi udara dan pencemaran lingkungan sebagai akibat dari penggunaan senjata uranium yang dilakukan oleh tentara AS selama perang Teluk 1991. Akibatnya, bertambahnya penderitaan anak-anak terjangkit kanker jahat, leukimia, dan cacat fisik bayi di dalam kandungan di kota-kota terkena polusi seperti Basrah, Nasiriyah, Samawah, sdsb. Penggunaan senjata uranium tersbut merupakan tindak kriminal yang dilakukan oleh tentara AS karena radiasinya masih tertinggal hingga ribuan tahun. (Kejahatan perang AS dan sekutu).
4. Laporan UNICEF pada Oktober 1999 menegaskan bahwa gizi buruk akibat embargo yang diterapkan terhadap Irak menyebabkan besarnya angka kematian anak-anak Irak sehingga mencapai yang tertinggi di dunia.
5. Menyebabkan menurunnya tingkat pendidikan anak di Irak akibat embargo. Irak yang sebelumnya telah mencapai tingkat pendidikan yang hampir sama dengan negara maju, paska embargo telah turun kepada negara terbelakang dalam masalah pendidikan.
Demikian beberapa catatan mengenai pelanggaran HAM anak Irak yang dilakukan oleh AS selama masa embargo ekonomi. Sedangkan mengenai pelanggaran HAM Anak selama masa pendudukan (penjajahan) AS di negara tersebut dilanjutkan dalam tulisan berikutnya.
(bersambung)