Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Iran-Arab: Tengok Fatimiyah Emperor...!!!

10 April 2010   08:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  [caption id="attachment_115340" align="aligncenter" width="300" caption="Pemimpin Libya (http://www.moheet.com/image/53/225-300/530666.jpg)"][/caption] Saya ingin tulis soal lain lagi. Soal Iran-Arab, terutama negara-negara tetangga Iran di Teluk, yang selalu mempunyai sikap 'stigma' dan curiga terhadap negara Syiah dari Persia tersebut, yang sebenarnya sengaja diciptakan pola dan kondisi demikian oleh AS dan Barat untuk menjamin hegemoni Barat di kawasan Teluk serta mengeruk harta karun wilayah tersebut. Pemiliknya cuma dapat sedikit doang. Kata orang Betawi cuma 'se encrit' heheheeee.... Tapi bukan soal itu yang ingin saya bahas. Saya ingin kemukakan visi Pemimpin Libya, Rajawali Afrika dan Ketua KTT Arab ke-22, Kol. Muammar Gaddafi dalam memandang persoalan Iran-Arab. Kol. Gaddafi adalah salah seorang pemimpin Arab dan sedikit dari tokoh yang mempuyai visi ke depan (visioner) dan pemikiran yang berilyan. Buah fikirannya bisa dibaca dalam buku-buku pemikirannya mengenai hal itu. Tentang soal Iran-Arab, Gaddafi mengingatkan bahwa persoalan tersebut harus dirujuk ke belakang pada Dinasti Fatimiyah Syiah, yang pernah berdiri perkasa di Afrika Utara dari Tunisia dan mendirikan kota Cairo serta Universitas Al-Azhar di Mesir hingga ke kawasan Teluk Arab. Gaddafi melihat bahwa mafhum 'Syiah' tersebut sambil menegaskan bahwa bangsa Arab merupakan  lebih berhak (awla) dengan pola 'tasyayu' (bersyiah) dan Ahlul bayt Nabi karena itu adalah rumah kita, sebagai Arab. Karena Nabi Arab dan ahlul bayt juga Arab, sehingga persoalan Syiah tidak pernah menjadi persoalan ideologi dalam sejarah Islam, bila ditinjau dari akarnya (Nabi Muhammad dan keturunannya yang dinamakan Ahlul Bayt). Dikhotonomi Sunni-Syiah yang masuk ke wilayah politik merupakan ciptaan Barat dan AS untuk kepentingan mereka dan memecah belah Arab-Iran lewat dikhotonomi Sunni-Syiah tadi guna mengeruk kekayaan wilayah Arab yang kaya dengan sumber daya alam. Oleh karena itu, Gaddafi mengusulkan dibentuknya semacam 'Dinasti Fatimiyah jilid ke-2'  berasaskan kesadaran dan kepentingan bersama. Ide dan gagasan memunculkan kembali 'Dinasti fatimiyah jilid 2' tersebut sudah mulai bergulir di kalangan cendiakawan dan pilitikus di Afrika Utara dan juga di luar Afrika Utara. Mereka  bekerja masih secara rahasia dan akan memunculkan ide tersebut secara terbuka. Sebuah ide yang sangat cemerlang....namun Barat dan AS pasti tidak (akan) setuju, karena enak sih....mengeruk minyak dari negara Teluk....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun