Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dunia Hiburan Mesir Kalang Kabut...!!!

31 Maret 2010   11:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:04 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Kalau AS punya Holywood, India punya Bolywood, Asia Timur punya Hongkong, Timur Tengah punya Mesir, dan Indonesia punya sinemart dan ram punjabi, dst.... Lalu kenapa????

Seorang wartawan Israel dan kolumnis politik surat kabar 'Haarets' Israel, Tsivi Beri'el, menulis sebuah artikel di surat kabar tersebut berjudul 'Kementerian Kebudayaan Mesir Menyerahkan Arsipnya kepada Rupert Murdoch' yang menganalisa bahwa dunia hiburan dan entertainment Mesir mengalangi situasi kalang kabut dan  cemas karena khawatir mengenai sejarah cinema (perfilman) Mesir yang dianggap sebagai terbesar di Timur Tengah. Hal itu disebabkan karena transaksi yang telah ditandatangani baru-baru ini antara peruhaan hiburan milik miliarder Pangeran Al-Walid bin Talal bin Abd. Aziz dari Arab Saudi, 'Rotana' dengan Citicorp milik Murdoch. Dengan transaksi tersebut , pemilik citicorp memiliki 9 % saham 'Rotana' dengan nilai investasi sebesar US $ 70 juta, dimana pihak citicorp dapat saja memperbesar kepemilikannya di dunia hiburan terbesar di Timur Tengah tersebut, dalam waktu satu tahun ke depan, yang akan menjadi mitra terbesar di perusahaan tersebut.

Penandatanganan transaksi tersebut terjadi di saat Mesir sedang mengalami kecemasan dan waspada, karena saat ini mengalami peceklik dan masa kemunduran posisinya yang kedudukannya  kedudukannya sebagai 'Holywood' Timur Tengah digerogoti dimana para produser mendatangkan artis dari luar Mesir untuk memesarkan karya-karya  seni mereka. Kekhawatiran Mesir pada transaksi ini sangat masuk akal dan wajar, karena peranan Murdoch yang menjadi pendukung utama Zionisme dan Israel dan dampaknya juga bagi perusahaan 'Rotana' di pasar hiburan dan seni Mesir dan  dunia Arab pada umumya di bidang cinema, musik dan lagu. Tsivi mengutip keterangan Izzat Qamhawi, pimred majalah 'Akhbar al-Adab' (Berita Budaya) Mesir, yang mengkawatirkan karena Murdoch merupakan pendukung fanatik pemerintahan Israel dan salah seorang tokoh pembuat 'pencitraan' negatif Arab dalam konflik Arab-Israel di media internasional. Bahaya masuknya Murdoch ini ke media Timur Tengah akan terasa dampaknya pada generasi mendatang, khususnya mengenai pandangan mereka terhadap Israel dan Zionisme yang sudah jauh dari fakta historis dan sudah terdistorsi, seperti yang nampak juga dari komentar sebagian para Kompasianer dalam menanggapi hal yang sama. Bahkan Tsivi lebih lanjut menekankan bahwa kekhawatiran Mesir bukan hanya pada keutuhan sejarah warisan cinema mereka, tapi juga takut akan misi dan isi sinetron religius yang selama ini ditayangkan pada setiap bulan Ramadhan yang dibiayai oleh para investor kaya raya Arab Saudi. Rotana selama ini menguasai 80 % produksi perfilman Mesir dan memiliki sekitar 1300 film atau 1/3 produksi dari seluruh produksi film Mesir.

Boleh jadi, kalangan dunia hiburan Mesir menjadi kalang kabut.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun