[caption id="attachment_102389" align="alignleft" width="199" caption="Map Israel Raya, Dari Sungai Nil hingga Eufrat (Warna Merah)."][/caption] Konflik Timur Tengah antara Israel dengan Palestina yang tiada henti sepanjang hari. Setiap hari warga Palestina ditembak, dibunuh, bahkan mayatnya menjadi barang dagangan laris. Maksudnya organ tubuhnya diperdagangkan sebagaimana dibongkar oleh wartawan Swedia. Persoalan Koflik Timteng yang menjadi konflik berkepanjangan bermula pada tahun 1948 degan berdirinya negara Israel di tengah tanah air Palestina yang saat itu berada dibawah protektorat Inggris akibat perjanjian Sykes-Picot yang membagi kue bekas wilayah Ottoman kepada bangsa-bangsa Eropa. Inggris yang menjadi biang keladi konflik tersebut pada masa pra kemerdekaan Israel kemudian digantikan peranannya oleh AS pasca Perang Dunia II sebagai negara kampium dan polisi dunia. Pada tahun kemerdekaan Israel tersebut, dunia Arab masih semuanya dibawah kerajaan dan Raja yang zalim. Sebut saja Mesir masih berbentuk kerajaan dengan Raja Farouk. Irak masih kerajaan dengan Raja Faisal. Libya masih sistem kerajaan. Hampir semuanya masih dalam sistem kerajaan yang belum merdeka. Perang yang dilakukan oleh umat Islam pada saat melalui massa yang tidak terorganisir, seperti Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengangkat senjata ke Palestina. Persoalan Konflikpun kemudian sepanjang tahun semakin hari semakin direduksi persoalannya. Pada saat awal-awal konflik tersebut adalah merupakan konflik dunia Islam dengan Yahudi/Israel. Perjuangan melawan penjajahan Israel ini kemudian meredup menjadi konflik antara Arab-Israel. Dan karena dunia dan negara Arabpun mempunyai kepentingan masing-masing, kemudian direduksi lagi menjadi konflik Palestina-Israel. Palestina pecah, terbagi faksi-faksi. Garis keras diwakili Hamas dkk, dan garis lunak diwakili Fatah yang dulunya juga galak. Karena merasa gagal, kemudian berkolaborasi dengan Barat dan saat ini dipimpin oleh Mahmoud Abbas. Kemdian persoalan tersebut menjadi semakin mengkerdil dan mengecil sehingga terjadi serangan dan pembantaian Israel terhadap Jalur Gaza menjadi konflik Israel-Hamas yang menguasai Jalur Gaza tersebut. Fatah saat ini menjadi penonton setia yang bersorak seperti pertandingan sepak bola antar klub di Indonesia... Contoh bahwa masing-masing negara Arab mempunyai kepentingan sendiri-sendiri, bisa dikemukakan disini, misalnya Mesir pada saat serangan Israel ke Gaza tersebut tidak dapat bersikap tegas sehingga menjadi bulan-bulanan kritikan dari berbagai kalangan, terutama  umat Islam. Tapi jika dilihat dari kepentingan 'National Security' Mesir, maka sikap yang diambil oleh Pemimpin Mesir dapat dipahami dan tidak dapat disalahkan  karena mempertahankan kepentingan negara tersebut, dan banyak contoh-contoh lainnya. Kasihan memang warga Jalur Gaza yang sudah beberapa tahun ini diblokade oleh Israel dan menjadi penjara terbesar di dunia. Perjuangan mereka tidak mendapat dukungan penuh dari negara-negara Arab, kecuali dana bantuan materi atau uang untuk membangun kembali kawasan tersebut dari sisa-sisa kehancuran perang. Justru diantara negara yang getol membantu terhadap perjuangan warga Gaza (Hamas) adalah Iran yang bermazhab Syiah. Sedangkan Palestina bermazhab Sunni. Saat sedang dalam posisi kegencet dan terpepet, mereka tidak peduli siapa yang membantu, - iblispun kalau membantu mereka yakini, begitu istilahnya, sebagai perumppamaan betapa mereka memerlukan bantuan dan uluran - mereka dalam hal ini tidak melihat persoalan perbedaan mazhab lagi. Bahkan warga Gaza banyak yang berpindah mazhab menjadi Syiah, karena mereka merasa justru negara dari Persia tersebut yang membantu perjuangan mereka. Nah, menyedihkan memang melihat proses kerdilisasi persoalan konflik Timur Tengah, dari persoalan global (Islam), menjadi koflik regional (Arab), kemudian direduksi lagi menjadi konflik nasional (Palestina) dan terakhir dikerdilkan lagi menjadi konflik lokasi (Jalur Gaza dan Hamas). Bagaimana dapat melawan Israel yang dibakc-up oleh Barat dan AS. Kemana Presiden Mahmoud Abbas??? Menurut Hamas, Fatah dan Mahmoud Abbas merupakan kaki tangan AS dan Barat yang setuju dengan jalan damai yang selalu dibohongi dan dicurangi. Menyedihkan, memang.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H