Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penyidikan Akherat: Gak Bisa Berkelit

27 Februari 2014   18:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pameo mengatakan 'jika maling, pencoleng, perampok atau koruptor ngaku, penjara gak muat. Tapi neraka masih lega buat menampung mereka'.

Mengasyikkan menyaksikan sidang tipikor yang menghadirkan para koruptor maupun (calon) koruptor karena tidak mengaku, walau akhirnya nanti ketahuan juga dari sadapan pembicaraan telepon. (Terima kasih penemu berbagai alat teknologi atas hasil jerih payah mereka yang membuktikan kebenaran agama nantinya khususnya soal penyidikan di akherat nanti oleh para Malaikat). Saat ini tentu kita disuguhkan berbagai pengingkaran mereka. Yang masih hangat adalah kesaksian Si ngeri-ngeri sedap Sutan Bathoegana Siregar yang seperti biasanya juga menyangkal semua tuduhan. Gak apa-apa. Semua maling juga pada awalnya begitu.

Jika kita perhatikan banyak teknlogi modern yang membantu untuk mengungkap semua perbuatan kita, baik itu yang benar maupun yang tidak; baik itu itu yang jujur maupun yang tidak; baik itu yang maling maupun yang tidak. Misalnya rekaman pembicaraan telpon maupun SMS, yang dikenal dengan penyadapan. Tentu kita semua tahu bahwa semua pembicaraan melalui telpon terdapat rekaman yang dapat diputar kembali. Begitu juga rekaman kamera (CCTV) yang dapat diputar kembali semua dan apapun yang dilakukan oleh kita. Teknologi ini persis penyidikan para Malaikat kepada manusia ketika diminta semua pertanggungjawaban hidupnya di dunia dulu. Dan semua itu diperlihatkan di hadapan diri kita sehingga kita dapat menyaksikan kembali semua perbuatan kita di dunia. Tentu saja kita tidak dapat mengelak. Misalnya, seseorang yang melacurkan diri dan melakukan perzinahan dengan si A. Apakah dia bisa mengelak atas berbuatannya ketika ditayangkan ulang? Tentu juga apakah tidak malu? Padahal ketika di dunia dia melakukan secara sembunyi-bunyi, merasa tidak ada yang melihat. Padahal Allah Maha Melihat dan ada Malaikat (Rakib dan Atid) yang bertugas merekam perbuatan baik dan buruk manusia.

Allah sudah menegaskan bahwa di akherat nanti ketika semua umat manusia di sidang "KPK" Allah dan Malaikat semua diminta pertanggungjawaban - persis penyidik KPK - banyak yang jadi pembohong, namun rekaman tadi diputar ulang. Mati kutu. Pasti tidak bisa berbohong.

Demikian bunyi firman Allah, "Pada hari itu (hisab) Aku gembok mulut mereka, namun yang berbicara adalah tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka menjadi saksi'. Intinya semua rekaman dan sadapan perbuatan kita akan dibongkar. Jika perbuatan baik baik lebih banyak maka beruntung; tapi jika perbuatan jahat lebih banyak maka buntung nasibnya.

Sebelum ajal menjemput, marilah kita perbanyak amal baik sehingga jika dipanggil nanti oleh "KPK" Allah dan para Malaikat semua sadapan hidup kita di dunia baik semuanya - insya Allah - maka kita termasuk orang-orang yang beruntung. Amin

salam damai,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun