Aku mencari-carimu pada diri perempuan itu.
Aku meraba hingga ke dalam pikiran, detak jantung, dan aliran darahnya.
Aku seperti melihat bagian ulatmu bermetamorfosis menjadi kupu-kupu di sana.
Kupu-kupu itu menari-nari di bawah sinar matahari
lalu menghilang di Jogja yang tenteram.
Ya, kadang-kadang bagiku Jogja adalah sebuah persoalan.
Aroma sekam terbakar dan daun kayu manis yang terluka adalah persoalan.
Kepompong yang berserakan di pekarangan adalah sebuah persoalan.
Keindahan pada kupu-kupumu adalah sebuah persoalan.
Aku melirik pada jarum jam: pukul sembilan malam.
Penyanyi di kelab malam itu menyanyikan lagu-lagu yang asing.
Tak satu pun berasal dari memoriku.
Aku melirik kepada persoalan-persoalanku dan mulai ragu.
Haruskah aku menunggu pukul sepuluh malam
ketika seorang gadis menyapa:
Boleh aku duduk di sebelahmu?