Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Kacamata

25 Oktober 2023   17:44 Diperbarui: 25 Oktober 2023   17:47 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepasang kacamata di meja kerja yang membosankan
telah membiarkan dirinya menjadi suatu pengeluaran yang sia-sia,
kini telah buram kacanya.

Seharusnya ia menjadi suatu karya tangan yang indah
sekaligus artefak sejarah yang berharga,
tetapi ia telah berdusta tentang apa-apa yang dilihatnya.

Ia mengaku kepada bolpen di dekatnya
bahwa ia telah membaca banyak buku, naskah drama, dan surat rahasia
yang cukup untuk membuatnya mengerti bahwa hidup bukanlah sandiwara
bahwa ia tidak sedang berdusta saat berdusta
bahwa kebenaran selalu ada dalam konfigurasi yang paling culas sekalipun,
dalam obrolan, diskusi, atau debat yang paling artifisial sekalipun.

Sepasang kacamata di meja kerja yang membosankan,
tetapi menghasilkan banyak uang
telah mengajarkan dirinya perihal hakikat kehidupan
tetapi membiarkan kacanya memburam.

2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun