apakah aku pernah benar-benar merindukan Jogja
atau semata wangi parfummu yang tiba-tiba membius udara
telah membuat jarum jam jadi sentimental?
di manakah kita ketika itu, dipowinatan atau patangpuluhan?
aku ingat obrolan kita yang emosional
perihal cinta yang tertinggal zaman
lalu kita berpisah di pojok beteng wetan
apakah aku pernah benar-benar merindukan Jogja
atau hanya karena terbaca kembali olehku
puisi yang kutulis di taman sari dulu
saat pertama kali aku tahu pipimu
bisa juga berwarna merah jambu?
kutegarkan diriku yang gemetar ketika itu
sebagaimana Rendra di hadapan dik Nartinya
engkau tertawa, ya, engkau tertawa tanpa suara
apakah aku pernah benar-benar merindukan Jogja
atau semata karena kubiarkan diriku ditipu oleh kenangan
yang dengan lihai mengubah diri menjadi lara yang mengada-ada?
aku ingat kita pernah cukup dewasa
untuk memahami makna sementara
itulah alasan
kenapa kita berpisah
di pojok beteng wetan
apakah karena itu saja
aku pernah merindukan Jogja?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H