Sering aku merasa terlalu dekat kepada hari ini
sehingga tak dapat kuhargai lagi sketsa wajahku
yang kaugambar pada kabut yang pagi tadi berlalu.
Pada saat semacam itu aku perlu secangkir kopi
tetapi hidup sudah terlalu sempit untuk secangkir kopi.
Kadang-kadang aku masih mendengar engkau menembang
dari balik kamar yang kaurahasiakan:
Cintaku padamu, bukan cinta sembarang
Atau engkau menari dalam kegelapan:
Pejamkan matamu, akan kautemukan keindahanku
Seharusnya aku bahagia masih dapat mengenangmu
duduk berdua dengan secangkir kopi
menghadiri prosesi senja menjalani takdirnya
Tetapi aku terlalu dekat kepada hari ini
khususnya hari ini yang ini
saat aku akan mati
di tiang gantungan sore nanti
Sementara kulihat di kalender,
hari ini belumlah dimulai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H