Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Eksekusi

23 Juli 2023   16:28 Diperbarui: 23 Juli 2023   16:44 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sering aku merasa terlalu dekat kepada hari ini
sehingga tak dapat kuhargai lagi sketsa wajahku
yang kaugambar pada kabut yang pagi tadi berlalu.

Pada saat semacam itu aku perlu secangkir kopi
tetapi hidup sudah terlalu sempit untuk secangkir kopi.

Kadang-kadang aku masih mendengar engkau menembang
dari balik kamar yang kaurahasiakan:
Cintaku padamu, bukan cinta sembarang

Atau engkau menari dalam kegelapan:
Pejamkan matamu, akan kautemukan keindahanku

Seharusnya aku bahagia masih dapat mengenangmu
duduk berdua dengan secangkir kopi
menghadiri prosesi senja menjalani takdirnya

Tetapi aku terlalu dekat kepada hari ini
khususnya hari ini yang ini
saat aku akan mati
di tiang gantungan sore nanti

Sementara kulihat di kalender,
hari ini belumlah dimulai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun