Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nilai Tujuh yang Begitu Berarti

16 Januari 2021   05:17 Diperbarui: 16 Januari 2021   05:31 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saya potong karton manila dengan ukuran yang saya anggap terbaik. Lalu mulailah saya mematut-matut perangko pak Harto yang cukup banyak itu mesti saya rekatkan di mana. Perangko Pelita taruh di mana? Perangko lainnya pantasnya ditempel di mana? Ya, itulah hasil prakarya saya. Tempelan perangko-perangko koleksi saya di atas karton manila, dengan judul: "Soeharto Bapak Pembangunan."

Jangan ditanya nilai seninya. Kalau bisa ketawa, mungkin cicakpun akan ketawa. Akan tetapi sudah cukup bagi saya untuk menyongsong hari pengumpulan prakarya dengan berseri-seri dan juga sedikit nyeri. Bagaimanapun, bagi seorang kolektor, kehilangan koleksi tentulah menggoreskan luka. Terlebih, cukup banyak perangko yang saya rekatkan itu adalah koleksi satu-satunya.

Ketika rapor saya terima, tercantum nilai 7 untuk pelajaran Prakarya. Riang sangat hati saya. Terbayar juga pengorbanan saya kehilangan sejumlah perangko. Itulah nilai tujuh yang paling berarti selama saya di SMP.

Bagaimana nasib dua album perangko yang dulu pernah saya miliki? Saya tak pernah menjadi seorang kolektor yang serius. Berpuluh tahun kemudian, keduanya saya berikan kepada anak perempuan saya. Tentu saya tak berharap ia akan merekatkan perangko-perangko itu di prakarya buatannya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun