Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ha Dua O

13 Januari 2021   04:56 Diperbarui: 13 Januari 2021   05:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadikan mata pelajaran yang diajarkan menarik bagi murid adalah ikhtiar sekaligus harapan semua guru. Sebuah perkara yang tidak mudah. Boleh jadi yang dipandang menarik bagi guru, di mata murid justru menjemukan. Yang pada suatu masa dianggap seru, boleh jadi pada masa yang berbeda malah dianggap membosankan.

Semasa di SMP, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan kepada kami oleh seorang guru yang kocak. Pak Zainudin kurus, begitu kami memanggilnya. Perawakan beliau memang kurus. Tapi tak ada maksud untuk mengejek jika kami menambahkan kata kurus pada nama beliau. Itu sekadar membedakan dengan guru lain yang juga bernama sama, yang kami namakan Pak Zainudin gemuk.

IPA adalah salah satu pelajaran yang paling tidak disukai murid. Mungkin karena menyadari hal itu, Pak Zainudin kerap menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang kocak dan kadang-kadang teatrikal. Salah satu yang masih saya ingat, padahal sudah hampir empat puluh tahun berlalu, adalah cara beliau memperkenalkan rumus molekul benda-benda dalam kehidupan sehari-hari.

Saat memperkenalkan molekul air, beliau memeragakan orang sedang minum sambil berkata, "Ha dua O". Kemudian diperagakannya pula gerakan orang sedang menyiram badan dengan gayung, "Ha dua O." Kenangan itu melekat erat dalam ingatan saya. Akan tetapi, beberapa kawan saya sama sekali tak ingat.

Pengalaman ini menegaskan kepada saya tentang bagaimana pentingnya usaha-usaha maksimal dari seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada para murid. Walaupun tentu saja keberhasilan proses pembelajaran sangatlah tergantung kepada murid itu sendiri.

Seorang guru bisa saja belajar tentang teknik-teknik mengajar yang baik, efektif, dan yang serupa itu. Akan tetapi, ia tetap saja tidak tahu mana satu yang paling memberikan kesan kepada para murid. Iapun tak tahu cara mana yang akan berkesan bagi murid yang mana. Karenanya, pentinglah bagi guru untuk terus belajar dan mengenal murid-muridnya.

Bagi saya, Ha dua O Pak Zainudin, sungguh berkesan dan menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun