Marah! Ya, aku marah!
Kepada kabut yang lengas
Kepada obrolan yang muslihat
Kepada janji-janji yang penat
Marahku basah tersebab oleh air mata
Marahku lunglai karena tak ada daya
Marahku cuma jadi puisi yang menggigil
Kadang kulipat ia dalam canda
Tapi, tak sekali pun kuizinkan ia membakar sekamku
Kutiup-tiup ia ke langit sebagai doa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!