Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Beda Antara Lipida, Trigliserida, Lemak, Minyak, dan Kolesterol?

10 Desember 2020   07:07 Diperbarui: 10 Desember 2020   07:08 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sederhana . Lipida adalah 'sang ketua', sementara yang lain adalah 'anak buahnya'. Lipida merupakan komponen pangan yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Contoh pelarut organik adalah aseton, benzena, dan heksana. Lipida punya tiga kelompok 'anak buah': (a) lipida sederhana, (b) lipida majemuk, (c) turunan lipida.

Lipida sederhana hanya tersusun oleh gliserol (sering kita menyebutnya gliserin) dan asam lemak. Gliserol berbentuk seperti huruf E. Kalau ketiga cabangnya tersambung dengan asam lemak, jadilah ia bernama trigliserida. Kalau hanya satu atau dua cabang yang tersambung dengan asam lemak, maka namanya masing-masing adalah monogliserida dan digliserida. Lemak dan minyak adalah trigliserida. Lalu apa beda antara lemak dan minyak? Amati wujudnya pada suhu ruang. Kalau padat, ia bernama lemak. Kalau cair, ia bernama minyak.

Lipida majemuk selain mengandung gliserol dan asam lemak, juga mengandung komponen lain seperti fosfat (fosfolipid) dan protein (lipoprotein). Di dalam tubuh kita terdapat berbagai macam lipoprotein, di antaranya adalah LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein) dan Chylomicron . Sementara itu, contoh fosfolipid adalah lesitin yang di antaranya terdapat pada kuning telur dan kedelai.

Turunan lipida adalah komponen di luar dua kelompok di atas yang larut dalam pelarut organik. Contohnya adalah karotenoid (misalkan beta karoten pada wortel, likopen pada tomat), sterol, vitamin A, D, E, K, dan pigmen. Salah satu contoh sterol adalah kolesterol.

Di dalam tubuh, kolesterol dapat diangkut dalam darah baik oleh LDL maupun HDL. Kalau dibawa oleh LDL, maka kita menyebutnya sebagai kolesterol jahat, karena berdampak buruk bagi kesehatan kita. Kalau dibawa oleh HDL, kita menyebutnya sebagai kolesterol baik. Istilah yang kurang tepat sebenarnya. Sebab, kitalah yang jahat atau baik. 

Sedangkan senyawa kimia hanya mengikuti sifat dan karakteristik yang ada padanya. Tak ada satu pun senyawa kimia yang bermaksud jahat. Yang ada ialah senyawa kimia yang tidak kompatibel dengan sistem tubuh kita jika terdapat dalam jumlah melebihi kadar tertentu, sehingga dapat membuat tubuh kita mengalami sakit atau kemunduran bahkan kegagalan fungsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun