Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demimu Angin

31 Maret 2019   16:49 Diperbarui: 31 Maret 2019   16:54 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

demimu angin, daun-daun mengering

batu-batu menggelinding, debu-debu kujaring

demimu angin!

gerimis      putih

cahaya       putih

belibis        putih

kepalaku   putih

demimu angin

  

kubuka pintu-pintu kota--kulupakan kata-kata

kurobohkan rumah--kuratakan tanah--kubiarkan gundah

demimu angin

sungguh mati,

datanglah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun