I
kita ngerti
seperti orang lain juga ngerti
kelak mati
di sumbing barangkali
di yogya barangkali
lalu kenapa pula
kau cemas memandangku
tidakkah kausuka
memasuki alam raya
atau kau tak tega
mati percuma
di atas sana?
 II
daki, terus daki
sampai ke puncak akhirnya
tak bisa lebih tinggi lagi
gelinding, terus gelinding
sampai bawah akhirnya
tak bisa lebih rendah lagi
dan kami percaya
ada Engkau di keduanya.
III
ada yang menguntitku
dalam pendakian ini
sesekali bayangnya berkelabat
mancarkan pengaruh yang kuat
Â
sungguh tak berdaya
bila ia menyergapku
nantinya.
   Â
IV
(edelweis dalam genggamanmu)Â
Â
edelweis itu begitu pasrah dalam genggamanmu
matanya meredup seperti pejamkan sesuatu
yang tak kita tahu
Â
namun kau tentu merasa
kalau sampai di kamarmu nanti
hidupnya akan muram lantaran tak paham
bagaimana mesti berdampingan dengan
vas yang sempit, dinding batu dan buku-buku
Â
edelweis dalam genggamanmu
matanya meredup seperti sedang mereka-reka
sesuatu yang tak pernah ia sangka.
 Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI