Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Menanam 1000 Lebih Pokok Jambu Monyet

13 Februari 2019   07:09 Diperbarui: 13 Februari 2019   07:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba-tiba suara letusan menyobek Kijang yang mulai gelap. Sekejap kemudian aku merasakan panas dan nyeri yang sangat di dada. Aku terhuyung. Mungkin akan segera tersungkur. Tapi tidak, Midah. Tak perlu kau kuatir kisah ini akan berakhir getir. Aku tak akan kemana-mana. Aku kuat. Kau tengoklah aku. Tegak aku berdiri. Akan terus kurawat pokok-pokok ini sampai tinggi besar dan berbuah lebat. Akan kujaga mimpi tentang rumah kayu di tepi telaga itu, tentang percakapan sore denganmu, tentang makan malam selepas isya' itu....

Catatan:

Penebok: sosok khayalan yang popular di masyarakat Bintan. Ia diceritakan suka menculik anak-anak untuk dipenggal. Kepalanya dijadikan tumbal pembangunan gedung atau jembatan.

Ceki: Permainan kartu hitam putih mirip domino. Diperkirakan berasal dari China. Sering dimainkan para lelaki di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Pulau Bintan.

Tanah Merah: salah satu kompleks perumahan pegawai tambang bauksit di Kijang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun