RAJA HULU AIK
Raja Ulu Aik adalah salah nama Raja Dayak di Kalimantan Barat.
Mungkin masih banyak orang meragukan eksistensi orang Dayak, dengan mempertanyakan adakah Kerajaan Dayak ?
Jawabannya ada !
Inilah salah satu Kerajaan Dayak
Serial Raja-Raja Dayak di Ketapang, Kalimantan Barat
PATIH SINGA BANSA (RAJA ULU AIK VI)
Mungkin hingga hari ini anda tetap mengatakan bahwa bangsa Dayak itu tak mengenal kerajaan. Berikut Saya akan sampaikan faktanya.
Kerajaan Ulu Aik adalah kerajaan TanjungPura Kuno, Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 800 M oleh Maniaka (dikenal sejarah Indonesia dengan nama Sang Maniaka) kerajaan tersebut berpusat di Pancur Sambore dan Tanjung Porikng hulu Sungai Krio, Kab.Ketapang, Kalimantan Barat (sekarang Desa Menyumbung Kec.Hulu Sungai Kab.Ketapang).Seorang anak dari Maniaka tersebut bernama Siak Bahulun yang bergelar Todungrusi. Ia seorang Dayak yang bengis dan kejam pada musuh-musuhnya. Wilayah kerajaannya sebagaimana tercatat sejarah Indonesia Jawa *Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca* meliputi daerah yang dikenal dengan Labai Lawai atau Laman Sembilan Domong Sepuluh (yang sekarang meliputi sebagian Kecamatan Meliau, Tayan Hilir dan Toba Kabupaten Sanggau hingga Kecamatan Simpang Hulu, Hulu Sungai, Sandai Kabupaten Ketapang). Karena tidak ada anak, Raja Siak Bahulun banyak mengangkat anak orang lain sebagai anaknya. Diantaranya adalah Karamuning dan Karamuna. Selanjutnya, anak-anaknya ini menurunkan raja-raja diwilayah Labai Lawai, seperti Dayang Putung atau Putri Junjung Buih yang menikah dengan bangsawan dari Kerajaan Majapahit bernama Prabu Jaya atau Brawijaya yang kelak menurunkan raja-raja Tanjungpura serta Raja Singa Baparung di Sukadana, Raja Likar di Meliau dan Raja Mancar di Tayan.
Pada abad ke 17 masuklah pengaruh islam dikawasan pesisir Kalimantan pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit, membuat para bangsawan kerajaan terpecah. Sebagian memutuskan pindah ke muara sungai Pawan yang dipimpin Giri Kusuma, dan sebagian tetap bertahan dihulu sungai krio yang dipimpin Ukir. Dimuara Sungai Pawan, Giri Kusuma mendirikan kerajaan baru bernama Kerajaan Matan Tanjungpura, Sementara Ukir tetap bertahan di hulu sungai krio dan mengelola istana Ulu Aik. Ia kemudian menjadi raja bergelar Patih Empu Garemeng.
Berikut nama-nama Raja Ulu Aik pasca Patih Empu Guremeng:
1. Patih Bihuk Tiung (Raja Ulu Aik I)
2. Patih Bansa Pati (Raja Ulu Aik II)
3. Patih Ira Bansa (Raja Ulu Aik III)
4. Patih Jambu (Raja Ulu Aik IV)
5. Patih Bebek (Raja Ulu Aik V)
6. Patih Singa Bansa (Raja Ulu Aik VI) Hingga sekarang ini pusat kerajaan/istana/keraton terletak di Sengkuang, Desa Benua Krio, Kec. Hulu Sungai, Kab.Ketapang)
Di istana kerajaan tersimpan benda-benda pusaka milik kerajaan, seperti Keris Bosi Koling atau biasa disebut Tungkat Rakyat, adalah sebilah keris dari besi kuning yang panjangnya 20 Cm. Keris ini dipercayai sebagai keris yang dipakai dan dititipkan Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit itu kepada Kerajaan Ulu Aik. Masih ada lagi benda-benda pusaka lainnya di istana ini yang biasa dimandikan raja dan keluarganya melalui Upacara Meruba diadakan pada tanggal 25 Juni setiap tahunnya.