Cakra  adalah filosofi atau keyakinan tentang berputarnya roda kehidupan, baik mikro maupun makro. Demikian pula dengan berputar dan terbatasnya periode zaman serta lamanya sebuah kekuasaan atau peradaban. Bentuk melingkar pada Cakra Manggilingan atau bentuk lain yang tertutup menciptakan suatu keseimbangan1.
Secara lebih rinci, Cakra Manggilingan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Cakra dan Manggilingan. Cakra sendiri merupakan senjata dari salah satu tokoh wayang dalam cerita Mahabharata yang bernama Krishna. Cakra berbentuk roda (bulat) dan memiliki gerigi di tepinya, mirip dengan roda gigi pada sepeda ontel atau sepeda motor. Sedangkan Manggilingan berasal dari kata "giling" yang berarti menggelinding atau berputar.
Cakra Manggilingan melambangkan siklus kehidupan manusia, yang seperti roda yang berputar. Kita mengalami berbagai peristiwa dan emosi, seperti senang, sedih, sukses, dan kegagalan. Selain itu, Cakra Manggilingan juga menggambarkan perputaran zaman, yang selalu dinamis dan berubah. Manifestasi dari Cakra Manggilingan ini disebut sebagai wolak-walike zaman (bolak-baliknya zaman atau perputaran zaman). Menurut R. Ng. Ranggawarsita, perputaran zaman memiliki tiga kondisi: Kalatidha, Kalabendhu, dan Kalasuba1.
Kalatidha adalah kondisi di mana zaman berada pada titik puncak atau kejayaan. Ini adalah masa ketika segala sesuatu berjalan dengan baik dan harmonis. Pada saat ini, manusia mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.
Kalabendhu adalah kondisi di mana zaman berada pada titik perubahan atau transisi. Ini adalah masa ketika perubahan besar terjadi, baik dalam kehidupan individu maupun dalam peradaban. Kalabendhu menandai peralihan dari satu era ke era berikutnya.
Kalasuba adalah kondisi di mana zaman berada pada titik terendah atau kehancuran. Ini adalah masa ketika segala sesuatu mengalami kemunduran dan ketidakstabilan. Kalasuba menandai keruntuhan dan perubahan yang dramatis.
Semua kondisi ini adalah bagian dari perputaran zaman yang terus berlangsung, menggambarkan sifat dinamis dan tak terelakkan dari kehidupan dan sejarah manusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H