Hari kemenangan tak lebih dari hitungan jari tangan akan segera datang
Berbagai persiapan telah dilakukan
Kembali ke kampung halaman seperti sebuah keharusan
Terlebih bagi anak perantauan
Tiket kendaraan, makanan, pakaiaan dan segala hal telah di tangan
Semua diupayakan agar tampil tak memalukan
Tak jarang itulah yang ada dalam angan
Terlepas apakah semua demikian
Tapi begitulah kebanyakan
Setahun cukup membuat kerinduan membeku dalam pikiran
Tak lama akan tercairkan
Pertemuan, jabat tangan dan pelukan kasih sayang
Dari orang-orang terkasih obat mujarab tak terbantahkan
Demi mudik lebaran yang tak lebih dari satu bulan
Dua, satu minggu bahkan hanya beberapa harian
Apakah yang kiranya tak dipersiapkan?
Semua pasti matang dalam perencanaan
Fisik, pesak, paseuk dikerahkan
Tapi.......
Pernahkah terpikirkan jika justru Tuhan punya rencana lain
Yang telah tertuliskan sebagai garis kehidupan yang telah ditetapkan
Jika ternyata tempat tujuan kita tak pernah sampai
Jika ternyata yang kita temui adalah Sang Pemilik Semua Perencaan
Bukan orang-orang terkasih yang kita janjikan
“ibu, ayah, aku akan segera pulang”
“adek, pokoknya oleh-oleh sudah sesuai yang dipesan”
Pernahkah terpikirkan?
Jika mudik lebaran tak kesampaian
Justru kendaraan yang jadi tumpangan mengantar mudik ke alam keabadian
Mudik lebaran ada kemungkinan untuk kembali ke perantauan
Mudik abadi, survei membuktikan semua pada betah (lha gimana mw balik lg..hee)
Apa yang telah disiapkan ?
Sudah adakah perbekalan?
Tak berniat membuat khawatir para pemudik, karena yang menulis pun insyaallah mudik
Semoga selamat sampai tujuan.
Semoga ini jadi bahan renungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H