Mohon tunggu...
ning yoe
ning yoe Mohon Tunggu... -

sang pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mudik Abadi

4 Agustus 2013   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:37 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kemenangan tak lebih dari hitungan jari tangan akan segera datang

Berbagai persiapan telah dilakukan

Kembali ke kampung halaman seperti sebuah keharusan

Terlebih bagi anak perantauan

Tiket kendaraan, makanan, pakaiaan dan segala hal telah di tangan

Semua diupayakan agar tampil tak memalukan

Tak jarang itulah yang ada dalam angan

Terlepas apakah semua demikian

Tapi begitulah kebanyakan

Setahun cukup membuat kerinduan membeku dalam pikiran

Tak lama akan tercairkan

Pertemuan, jabat tangan dan pelukan kasih sayang

Dari orang-orang terkasih obat mujarab tak terbantahkan

Demi mudik lebaran yang tak lebih dari satu bulan

Dua, satu minggu bahkan hanya beberapa harian

Apakah yang kiranya tak dipersiapkan?

Semua pasti matang dalam perencanaan

Fisik, pesak, paseuk dikerahkan

Tapi.......

Pernahkah terpikirkan jika justru Tuhan punya rencana lain

Yang telah tertuliskan sebagai garis kehidupan yang telah ditetapkan

Jika ternyata tempat tujuan kita tak pernah sampai

Jika ternyata yang kita temui adalah Sang Pemilik Semua Perencaan

Bukan orang-orang terkasih yang kita janjikan

“ibu, ayah, aku akan segera pulang”

“adek, pokoknya oleh-oleh sudah sesuai yang dipesan”

Pernahkah terpikirkan?

Jika mudik lebaran tak  kesampaian

Justru kendaraan yang jadi tumpangan mengantar mudik ke alam keabadian

Mudik lebaran ada kemungkinan untuk kembali ke perantauan

Mudik abadi, survei membuktikan semua pada betah (lha gimana mw balik lg..hee)

Apa yang telah disiapkan ?

Sudah adakah perbekalan?

Tak berniat membuat khawatir para pemudik, karena yang menulis pun insyaallah mudik

Semoga selamat sampai tujuan.

Semoga ini jadi bahan renungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun