Mohon tunggu...
Nur Khothib Muchammad
Nur Khothib Muchammad Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa PAI'19 IAIN JEMBER

Nur Khothib Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Esensialisme

13 Mei 2020   17:58 Diperbarui: 13 Mei 2020   18:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esensialime menurut kamus bahasa indonesia terdapat kata "esensi" yang artinya hakikat, inti, dasar, dan "isme" adalah sebuah aliran, jadi bisa disimpulkan bahwa esensialime adalah sebuah aliran yang mengembalikan sesuatu kepada hakikat dasar yang sebenarnya.

menurut Johan Frieddrich Herbart berpendapat bahwa tujuan pendidikan menyesuaikan jiwa sedeorang dengan kebijakan Tuhan artinya adanya penyesuaian dengan hukum kesusilaan.

aliran esensialime ini tidak lepas dengan metode tradisional yakni metode dimana sumber pengetahuan berpatokan yang berasal dari guru dan buku saja. tetapi bukan berrti pada saat ini siswa tidak boleh memiliki ide2 yang baru.
maksud dari pemahaman itu adalah peserta didik pada zaman sekarang boleh membuat ide baru tetapi dengan catatan harus ada konfirmasi kepada guru atau di cocokkan dengan buku. jadi siswa boleh menciptakan ide yang baru tetapi harus sepaham dengan ilmu pengetahuan yang tradisional.

bahwa esensialisme itu menawarkan sebuah teori yang kokoh, tentng pendidikan sedangkan sekolah2 pesaingnya memberikan teori yang lemah..

aliran esensialisme ini sudh menyediakan banyak teori2 pembelajaran yang kuat dan kokoh untuk pendidikan, tetapi pada kenyataannya sekarang pada sekolah2 progesivismenya itu lemah, maksdnya cara penyampiannya kepda siswa itu lemah bgitu..

contoh
ketika seorang mahasiswa dididik untuk menjadi seorang guru, ia telah belajar berbagai macam teori pembelajaran yang baik dan menarik pada waktu kuliah tetapi ketika ia lulus dan menjadi guru.. ia lemah dalam hal penyampaian sebuah pelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun