Anies Baswedan
Bagi Baswedan, usia dan kepakaran memang tidak perlu berjalan sejajar. Menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Pada usia 36 tahun, gelar Doktor dalam Ilmu Politik dari Northern Illinois University sudah disandang, demikian juga gelar Master dari School of Public Policy, University of Maryland beberapa tahun sebelumnya.
Pendiri gerakan Indonesia Mengajar ini juga berhasil menyandang segudang penghargaan tingkat dunia. Majalah Foreign Policy terbitan Amerika Serikat menyebut nama Anies Baswedan sebagai salah satu dari 100 Tokoh Intelektual Publik Dunia pada 2008 lalu. Setahun berikutnya, giliran lembaga World Economic Forum (WEF) menyebut pakar, pengamat dan peneliti muda kelahiran 1969 ini sebagai satu dari Pemimpin Muda Dunia Global pada 2009.
Tidak cukup itu, pada 2010 lalu, Anies Baswedan bahkan memenangi 3 penghargaan internasional sekaligus, masing-masing dari Majalah Foresight terbitan Jepang yang menamai sosoknya sebagai satu dari '20 Pemimpin Masa Depan Dunia', lembaga International Policy Studies (IIPS) Jepang yang menganugerahi Nakasone Yasuhiro Awards dan lembaga Royal Islamic Strategic Studies Centre yang bermarkas di Yordania turut menyebut Baswedan sebagai '500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia'.
sumber http://profil.merdeka.com/indonesia/a/anies-baswedan/
dan http://www.profilpedia.com/2014/09/profil-dan-biografi-anies-baswedan.html
Sandiago Uno
Sandi merupakan pribadi yang cerdas dan cemerlang, bahkan hal ini terlihat dari track record prestasi akademiknya selama menempuh studi. Sandi lulus dari Wichita State University, Amerika Serikat dengan predikat summa-cumlaude. Setelah lulus dari pendidikan tinggi tersebut, ia berkesempatan untuk bekerja di Bank Summa pada tahun 1999.
Setahun berikutnya, Sandi memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studinya di George Washington University, Amerika Serikat jurusan Bisnis Administrasi dan lulus dengan GPA 4.00. Pada tahun 1994, Sandi Uno bergabung di MP Group Holding Limited sebagai investment manajer.
Selanjutnya, pada tahun 1995 Sandi bekerja sebagai Wakil Presiden Eksekutif di NTI Resources Ltd Canada. Namun, pada tahun 1997, perusahaan ini terkena krisis moneter yang menyebabkan Sandi harus melepaskan posisinya di perusahaan tersebut. Hingga akhirnya, Sandi memutuskan kembali ke Indonesia. Berawal dari hal tersebut, Sandi melihat tidak ada peluang bekerja sebagai officer sehingga akhirnya ia memutuskan untuk menjalankan bisnis pribadi.
Pada tahun 1997, Sandi Uno mendirikan PT Recapital Advisors dengan teman sekolahnya, Rosan Perkasa Roeslani dan pada tahun 1998, ia mendirikan Saratoga Capital bersama Edwin Soeryadjaya. 12 tahun, Saratoga Capital berkembang menjadi salah satu firma investasi terbesar di Indonesia yang mempekerjakan lebih dari 20 ribu pekerja.
Pemikiran Sandi Uno
Kunci kesuksesan yang diterapkan Sandi Uno ialah: selalu menjunjung tinggi optimisme dan keberanian dalam memandang masa depan.”
sumber (http://bisnisukm.com/biografi-sandiaga-uno-pengusaha-muda-muslim-terkaya-di-indonesia.html)
Vs
AHOK
Di Jakarta, Ahok menimba Ilmu di Universitas Trisakti dengan mengambil Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral. Setelah lulus dan mendapatkan gelar Insinyur Geologi, pada tahun 1989 Ahok kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah.
Dua tahun kemudian, Ahok melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya. Setelah mendapatkan gelar MAgister Manajemen, dia kemudian bernaung di bawah PT Simaxindo Primadaya dengan menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.
PENDIDIKAN
- Program Pasca Sarjana Manajemen Keuangan di Sekolah Tinggi.
- Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta, 1994.
- Sarjana Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta, 1990.
- SMA III PSKD Jakarta, 1984.
- SMP No. 1 Gantung, Belitung Timur, 1981.
- SDN No. 3 Gantung, Belitung Timur, 1977.
KARIR
- Anggota Komisi II DPR RI, 2009 - 2014.
- Direktur Eksekutif Center for Democracy and Transparency (CDT.3.1).
- Bupati Belitung Timur, 2005 - 2006.
- Anggota DPRD Belitung Timur bidang Komisi Anggaran, 2005 - 2006.
- Asisten Presiden Direktur bidang analisa biaya dan keuangan PT. Simaxindo Primadaya, Jakarta, 1994 - 1995.
- Direktur PT. Nurindra Ekapersada, Belitung Timur, 1992 - 2005.
- Wakil Gubernur DKI Jakarta (2012)
Djarot.
Djarot Saiful Hidayat sebelumnya menimba ilmu di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Usai menamatkan pendidikannya di UB pada tahun 1986, Djarot mendapatkan gelar Sarjana (S1). Selanjutnya Djarot melanjutkan pendidikannya dengan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Fakultas Ilmu Politik hingga Djarot memperoleh gelar Magister (S2) pada tahun 1991.
Riwayat Pendidikan Djarot Saiful Hidayat
- S1, Universitas Brawijaya, Malang Fakultas Ilmu Administrasi (1986)
- S2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Fakultas Ilmu Politik (1991)
- International Workshop
- Universitas Amsterdam (2002)
Riwayat Jabatan Djarot Saiful Hidayat
- Dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
- Pembantu Rektor I Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya (1997-1999)
- PD I FIA, UNTAG Surabaya (1984-1991)
- Dekan FIA, UNTAG Surabaya (1991-1997)
- Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur (1999-2000)
- Wali Kota Blitar (2000-2010)
- Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur (2005-2010)
- Ketua I Pappuda PDI Perjuangan (1999)
- Deputi I BADIKLATDA Jawa Timur (2001)
- Ketua DPD PA GMNI Jawa Timur (2010-2014)
- Ketua Bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan (2010-2015)
- Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (2014)
- Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDI Perjuangan (2015-Sekarang)
- Wakil Gubernur DKI Jakarta (2014-Sekarang)
Kesimpulan
Secara Head to Head Kualitas Pendidikan dan Pengalaman Ahok-Djarot dengan Anies - Sandi ,Ahok-Djarot kalah jauh. Anies Sandi sudah pengalaman Go Internasional. sedangkan Ahok Djarot masih ditingkat provinsi, itupun bermasalah.
Sekarang sebagai warga Indonesia dan Jakarta yang cerdas, silahkan pilih sendiri sesuai hati nurani dan akal sehat anda, tapi jika sudah gila alias tidak waras lagi silahkan pilih yan menipu dan membentak2 anda, bukan hanya anda yang berani dimaki tapi juga ulama berani di teror, apalagi anda kaum lemah?.
Saya pikir data ini lebih Fair dalam menilai siapa calon yang layak untuk memimpin jakarta,
Bagaimana Head to Head Agus-Silvi vs Ahok-Djarot?
Silahkan tunggu saja tulisannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H