Dulunya mahasiswa sedikit, tapi kini lebih dari 50 ribu mahasiswa di kota kecil itu. Subhanalloh ini setara dg UNDIP atau UGM atau yg lain di Indonesia.
Bukan hanya itu, karena tiap usaha, yg makin beragam dan menggurita itu, selalu sepertiga sahamnya untuk wakaf, maka selain gedung-gedung fakultas beliau juga menggratisi siapa saja yg sekolah tingkat SD, SMP, SMA di kota kecil itu.
Kota kecil itu, kini telah ramai, saudagar super kaya bernama Sholah Atiyah inilah yg punya peran penting dalam pembangunan dan pengadaan fasilitas umum seperti stasiun kereta api dan lain-lain. Melalui harta-harta wakaf beliau.
Belum lama ini, baru 2 tahun yg lalu (dari tahun 2016, saya mengikuti pelatihan) saudagar besar ini meninggal dunia.
Ribuan orang turut berduka cita atas kepergiannya. Kata DR. Musthofa Syaikh Al-Azhar itu, belum pernah ada prosesi mengantar jenazah yg seramai Sholah Athiyah.
Dzahirnya beliau telah mati. Tapi hakikinya beliau abadi. Gedung-gedung pendidikan dan fasilitas-fasilitas umum yg dibangun dg wakafnya itulah yg menjadi saksi.
Semoga kita bisa meneladaninya. Aamiin.
Sumber : pesantrenbisnis.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H