Salah satu hal yang bisa menjadi pemicu kesombongan manusia adalah kekayaannya. Dengan kekayaannya itu, kadang ada orang kaya yang seolah tidak butuh lagi sama orang lain. Akibatnya dia memilih hidup eksklusif, menjauh dari masyarakat dan enggan bertegur sapa dengan sesama manusia. Parahnya lagi ada yang merasa tidak butuh Allah lagi. Dan kekayaannya itu membuat dia malas beribadah.
Padahal apa sih perbedaan antara si kaya dengan si miskin? Kaya dan Miskin sejatinya sama saja. Yang membedakan hanyalah cara menjalani hidup saja. Tidak percaya? ini buktinya...
Sama-sama angkat beban
Miskin  : Sering angkat beban supaya dapat duit (Jadi kuli panggul)
Kaya    : Harus keluar duit supaya bisa angkat beban (Lihat saja orang-orang yang sedang fitnes.he..he..)
Sama-sama nyari hutang
Miskin  : Nyari hutang untuk mencukupi kebutuhan
Kaya    : Nyari hutang untuk menaikkan omzet bisnis Â
Sama-sama keluar keringat
Miskin  : Keluar keringat supaya dapat duit
Kaya    : Keluar duit supaya dapat keringat (fitnes dan jogging)
Sama-sama menangis
Miskin  : Menangis karena kesulitan membayar hutang
Kaya    : Membayar tiket untuk bisa menangis di acara training kepribadian
Sama-sama mengendarai mobil mewah
Miskin  : Mengendarai mobil mewah dan mendapat bayaran (Sopir)
Kaya    : Mengendarai mobil mewah dan harus membayar sopirnya (pak BOS)
Sama-sama pergi ke laut
Miskin  : Pergi ke laut untuk nyari ikan dan menghasilkan duit (Nelayan)
Kaya    : Keluar duit untuk bisa pergi ke laut dan membeli ikan (Tukang Plesir)
Sama-sama pergi ke pasar
Miskin  : Pergi ke pasar untuk menghasilkan duit
Kaya    : Pergi ke pasar untuk menghabiskan duit
Sama-sama mencuci baju
Miskin  : Sering nyuci baju miliknya sendiri
Kaya    : Sering mencucikan baju milik orang lain (Pengusaha laundry)
Sama-sama makan di sawah
Miskin  : Sudah biasa makan nasi di area persawahan atau kebun. Dan makan dengan lahap meski lauknya sederhana.
Kaya    : Harus bayar jika ingin makan di restoran yang bernuansa pedesaan/persawahan seperti di RM.Joglo, daerah Sumbang, Banyumas.
Itulah perbedaan antara si Kaya dan si Miskin. Ada yang mau nambahi? Silahkan... Ternyata keduanya bisa sama-sama menikmati kebahagiaan hidup meskipun cara yang ditempuh berbeda.
Jadi, tidak perlu sombong jika suatu saat kita ditaqdirkan oleh Allah menjadi orang yang kaya raya. Kekayaan seyogyanya menjadi keberkahan untuk kehidupan kita dengan sering berbagi pada orang-orang yang membutuhkan. Bersedekahlah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H