Edi Kurniawan merupakan  simbol perjuangan, pengabdian, dan keberhasilan seorang putra daerah yang berangkat dari kesederhanaan. Perjalanannya dari Gampong Lamkawe menuju posisi penting dalam demokrasi Aceh merupakan bukti nyata bahwa semangat dan kerja keras dapat membawa seseorang ke puncak pencapaian, bahkan dari titik awal yang sederhana. Kisah ini tidak hanya menginspirasi masyarakat di Pidie tetapi juga memberikan harapan kepada generasi muda Aceh.
Edi yang akrab juga dipanggil Bang Edo itu lahir pada 6 Oktober 1977 di sebuah desa kecil, Lamkawe, di Kecamatan Kembang Tanjung, Pidie. Desa ini dikenal sebagai pusat tradisi keagamaan, tempat para ulama dan cendekiawan berkembang. Sebagai putra sulung dari Tgk. Abdullah dan Yusniati, Edi tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memegang teguh nilai-nilai Islam dan pendidikan.
Gampong Lamkawe merupakan  desa yang sarat dengan nilai-nilai tradisional Aceh. Kehidupan masyarakatnya berpaut pada adat, agama, dan gotong royong. Dalam lingkungan seperti inilah, Edi belajar arti kedisiplinan dan komitmen, nilai-nilai yang kemudian membentuk karakternya. Sejak kecil, ia sudah dibiasakan dengan pendidikan agama yang diperoleh dari rumah serta dayah (pesantren) di sekitarnya.
Pendidikan formalnya dimulai di SDN Lamkawe, sebuah sekolah dasar yang menjadi pilihan banyak orang tua di kawasan tersebut karena reputasi baiknya. Ia melanjutkan ke SMPN Kembang Tanjung dan akhirnya menamatkan pendidikan menengah atas di SMAN Kembang Tanjung pada tahun 1996. Namun, pendidikan formal ini hanyalah satu sisi dari perjalanan intelektual Edi. Pada waktu yang sama, ia secara aktif mendalami ilmu agama di Dayah Baldatul Mubarakah Al-Aziziyah, di bawah asuhan ulama setempat, Abu Ishak Lamkawe.
Khidmah dan Jiwa Perantau
Sosok Edo muda seperti banyak pemuda Aceh pada masanya, Edi merasa perlu merantau untuk memperluas wawasan dan mencari pengalaman. Kehidupan di perantauan memberinya kesempatan untuk melihat dunia luar, memahami keragaman, dan mengasah keterampilannya dalam berinteraksi dengan berbagai jenis orang.
Beberapa daerah penuh tantangan dan hambatan dalam perantauan dilalui baik Medan. Riau hingga Batam dilakoninya untuk berjuang di perantauan. Karakter dan jiwa pejuang dan pantang menyerah dididik selama dalam perantuan. Namun, Edi tidak pernah melupakan akarnya. Setelah beberapa tahun di perantauan, ia kembali ke kampung halaman dengan semangat baru untuk memberikan kontribusi kepada masyarakatnya.
Kembali ke Lamkawe, Edi melibatkan diri dalam pengabdian kepada dayah dan masyarakat setempat. Salah satu bentuk khidmah yang sangat dikenang merupakan  ketika ia menjadi sopir pribadi Abu Ishak Lamkawe. Tugas ini mungkin tampak sederhana, tetapi bagi Edi, ini merupakan  bentuk pelayanan yang membangun kedekatannya dengan tokoh agama sekaligus memperkaya pemahamannya tentang nilai-nilai kepemimpinan.
Keberkahan mengabdi kepada ulama tenunya dirasakan pasca beberapa tahun kemudian bahkan keberhasilannya meraih kursi komisioner KIP Pidie meskipun dinamika dan nuansa berliku dilsakoninya.
Karir dalam Dunia Pemilu dan PilkadaÂ
Perjalanan Edi dalam dunia pemilu dimulai pada tahun 2012 ketika ia bergabung sebagai anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kembang Tanjung. Tugasnya merupakan  membantu penyelenggaraan Pilkada, sebuah proses yang rumit dan sering kali diwarnai tantangan. Namun, Edi tidak gentar. Ia melihat pengalaman ini sebagai kesempatan untuk belajar dan membuktikan kemampuannya.
Pengalaman pertamanya di dunia pemilu ini terus berlanjut hingga Pemilu 2014 dan Pilkada 2017. Dalam setiap proses, Edi menunjukkan integritas dan profesionalisme yang membuatnya dikenal sebagai sosok yang dapat diandalkan. Tidak hanya itu, ia juga mulai memahami seluk-beluk sistem demokrasi di Aceh, termasuk tantangan unik yang dihadapi oleh masyarakat daerah dalam partisipasi politik.
Pada tahun 2019, Edi mencoba mengikuti seleksi sebagai Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Pidie. Meski gagal, ia tidak menyerah. Dengan keyakinan bahwa setiap upaya akan membuahkan hasil pada waktunya, ia kembali mencoba pada seleksi berikutnya untuk periode 2023-2028. Ketekunan dan keyakinannya akhirnya membuahkan hasil. Ia dilantik sebagai Komisioner KIP Pidie pada awal tahun 2024.
Putra lamkawe yang tergolong pemurah itu, sebagai Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, SDM, dan Parmas, Edi Kurniawan memegang peran penting dalam Pilkada Pidie 2024 bahkan Pemilu dalam pemilihan Presiden dan Wakil rakyat bulan Februari 2024. Tugasnya merupakan  memastikan bahwa setiap tahapan pemilu berlangsung dengan baik dan transparan.
Rapat pleno rekapitulasi suara yang ia pimpin baik sejak Pemilu hingga Pilkada tahun ini menjadi sorotan karena dilakukan dengan profesionalisme tinggi, disaksikan oleh para saksi pasangan calon, perwakilan PPK, dan masyarakat melalui siaran langsung.
"Proses ini terbuka untuk semua, sehingga publik dapat memantau jalannya rekapitulasi secara langsung," ujar Edi, Selasa, (3/12/2024)
Pernyataan ini menunjukkan komitmennya terhadap prinsip transparansi, sebuah nilai yang sangat penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
Selama memimpin rapat pleno, Edi memastikan bahwa semua pihak merasa terlibat dan didengar. Ia tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada proses yang adil dan akuntabel. Hal ini membuat Pilkada Pidie 2024 menjadi salah satu pemilu yang paling dihargai dari segi transparansi dan partisipasi masyarakat.
Edi Kurniawan Putra Lamkawe kembali menjadi sorotan publik sebagai sosok sentral dalam rapat pleno rekapitulasi suara Pilkada Pidie 2024. Sebagai seorang pemimpin yang dikenal tegas namun tetap bijaksana, Edi berhasil mengelola salah satu proses demokrasi yang sering kali penuh tantangan. Rapat pleno ini, seperti juga yang ia pimpin sejak Pemilu sebelumnya, menunjukkan profesionalisme tinggi dan komitmen terhadap prinsip transparansi serta akuntabilitas.
Rapat pleno kali ini bukan hanya menjadi ajang penghitungan suara, tetapi juga cerminan dari dedikasi Edi terhadap integritas proses demokrasi. Pelaksanaan rapat yang terbuka untuk publik, disaksikan oleh para saksi pasangan calon, perwakilan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan masyarakat luas melalui siaran langsung, menunjukkan betapa seriusnya Edi dalam memastikan kepercayaan publik. Dalam sebuah wawancara, Edi menegaskan, "Proses ini terbuka untuk semua, sehingga publik dapat memantau jalannya rekapitulasi secara langsung."
Pernyataan ini menggambarkan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh Edi. Transparansi bukan sekadar kata kosong baginya, melainkan prinsip dasar dalam membangun kepercayaan publik. Dalam setiap tahap rapat pleno, ia memastikan bahwa setiap proses dapat diakses dan diawasi oleh masyarakat. Hal ini menciptakan suasana demokrasi yang sehat, di mana semua pihak, mulai dari para pasangan calon hingga masyarakat umum, dapat melihat dan memahami jalannya rekapitulasi suara.
Edi memahami bahwa transparansi adalah kunci untuk menghindari kecurigaan dan potensi konflik yang sering kali muncul dalam pelaksanaan pemilu. Oleh karena itu, ia membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif, baik secara langsung maupun melalui platform digital. Pendekatan ini tidak hanya menonjolkan aspek keadilan, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang pentingnya kolaborasi antara pemimpin, peserta pemilu, dan masyarakat.
Ketegasan Seorang Nakhoda dalam Rapat Pleno dan Komitmen Terhadap Transparansi
Edi Sebagai nakhoda dari rapat pleno yang sakral ini, Edi menunjukkan ketegasan luar biasa. Dalam suasana yang sering kali diwarnai oleh perbedaan pendapat, ia mampu menjaga kendali dan memastikan bahwa proses berjalan dengan lancar. Ketegasannya terlihat jelas ketika terjadi perbedaan pandangan di antara para saksi atau peserta rapat.
Ia tidak hanya bertindak sebagai pemimpin yang memutuskan arah rapat, tetapi juga sebagai fasilitator yang mendengarkan semua pihak. Setiap kali ada perselisihan atau perbedaan pendapat, Edi memberikan ruang kepada semua pihak untuk menyampaikan argumen mereka. Dengan pendekatan ini, ia mampu menciptakan suasana rapat yang produktif tanpa mengesampingkan esensi demokrasi.
Ketegasan Edi tidak berarti ia otoriter. Ia memimpin dengan kebijakan yang matang, mengutamakan dialog, dan memastikan bahwa setiap keputusan diambil berdasarkan prinsip keadilan. Pendekatan ini sangat penting, terutama dalam rapat pleno yang merupakan salah satu tahap paling kritis dalam proses Pilkada. Adegan ketegasan kerap dilakoninya seperti saat salah satu saksi paslon Bupati yang merupakan advokat ternama di Aceh, langsung dipotong dengan tegas dan diarahkannya sesuai prosedur yang berlaku.
Salah satu hal yang paling dihargai dari kepemimpinan Edi adalah fokusnya pada proses yang adil dan akuntabel. Ia tidak hanya mengejar hasil akhir berupa pengumuman pemenang, tetapi juga memastikan bahwa seluruh proses rekapitulasi suara berjalan sesuai aturan. Setiap langkah diambil dengan cermat dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan.
Proses ini mencakup pengawasan ketat terhadap data yang masuk, validasi ulang jika diperlukan, serta komunikasi yang transparan kepada publik. Dengan cara ini, Edi memastikan bahwa tidak ada celah bagi kecurangan atau manipulasi. Ia juga selalu berkoordinasi dengan timnya untuk memastikan bahwa setiap tantangan dapat diatasi tanpa mengganggu jalannya rapat pleno.
Keputusan-keputusan yang diambil Edi selama memimpin rapat pleno mencerminkan kemampuannya dalam mengelola situasi yang kompleks. Kepemimpinannya yang kuat namun fleksibel membuat semua pihak merasa terlibat dan dihargai. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Pilkada Pidie 2024 dianggap sebagai salah satu pemilu yang paling dihormati dari segi transparansi dan partisipasi masyarakat.
Kiprah Edi dalam memimpin rapat pleno tidak hanya memberikan dampak positif pada Pilkada Pidie, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa kepemimpinan yang tegas, transparan, dan inklusif dapat menciptakan proses demokrasi yang lebih baik. Sosoknya mengingatkan kita bahwa keadilan dan akuntabilitas adalah fondasi utama dalam membangun kepercayaan publik terhadap sistem pemilu.
Dengan dedikasi dan kemampuannya, Edi Kurniawan berhasil membawa Pilkada Pidie 2024 menjadi salah satu peristiwa demokrasi yang paling dihargai. Perannya sebagai nakhoda dalam rapat pleno menunjukkan bahwa pemimpin yang bijaksana dan tegas dapat menciptakan perubahan nyata dalam sistem pemilu. Keberhasilannya ini tentu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Lamkawe dan Pidie secara keseluruhan, serta menjadi teladan bagi pemimpin lainnya dalam menjaga demokrasi yang sehat
Keterlibatan dalam Organisasi Nahdlatul Ulama
Edi Kurniawan meskipun dirinya merantau dan meninggalkan bangku SMA puluhan tahun, namun karir dibidang pendidikan menempuh sarjana masih dilakoninya, dirinya sebagai alumnus STIS Ummul Ayman, Edi memiliki hubungan yang kuat dengan organisasi keagamaan, khususnya Nahdlatul Ulama (NU). Edi pernah terpilih sebagai Ketua Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kembang Tanjung hingga mengundurkan diri saat mendaftar sebagai penyelenggara Pemilu sebagai calon Komisioner KIP Pidie awal tahun 2023. Jabatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap integritas dan kepemimpinannya, tidak hanya dalam konteks politik tetapi juga dalam pengabdian keagamaan.
Keterlibatannya di NU menunjukkan keseimbangan antara kehidupan profesional dan spiritual. Meski sibuk dengan tugasnya sebagai Komisioner KIP, Edi tetap aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dan pengabdian masyarakat. Hal ini menjadikannya teladan bagi banyak orang, khususnya generasi muda, bahwa karier dan pengabdian kepada agama dapat berjalan seiring.
Kisah Edi Kurniawan merupakan  contoh nyata dari seorang individu yang memanfaatkan setiap kesempatan untuk tumbuh dan memberi. Dari awal yang sederhana di Lamkawe hingga perannya sebagai Komisioner KIP, ia terus menunjukkan bahwa dedikasi dan kerja keras merupakan  kunci keberhasilan.
Keberhasilan Edi juga mencerminkan pentingnya nilai-nilai lokal, seperti gotong royong, kejujuran, dan komitmen terhadap agama, dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Ia merupakan  cerminan dari potensi besar yang dimiliki oleh pemuda Aceh, sekaligus inspirasi bagi mereka yang ingin mengikuti jejaknya.
Harapan untuk Demokrasi di Aceh
Sebagai seorang Komisioner KIP, Edi Kurniawan memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi. Dalam menjalankan tugasnya, ia menunjukkan bahwa demokrasi bukan hanya soal angka tetapi juga soal menjaga amanah rakyat. Dengan kepemimpinannya yang transparan dan inklusif, ia memberikan harapan baru bagi masa depan demokrasi di Aceh.
Edi juga menunjukkan bahwa demokrasi dapat berjalan berdampingan dengan nilai-nilai lokal dan tradisional. Dalam setiap langkahnya, ia membawa semangat keislaman dan kebersamaan, yang menjadi dasar kuat bagi proses demokrasi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Kisah Edi Kurniawan merupakan  bukti bahwa keberhasilan tidak ditentukan oleh asal-usul seseorang, tetapi oleh kerja keras, ketekunan, dan dedikasi. Dari seorang anak kampung di Lamkawe, ia telah menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga demokrasi di Aceh. Perjalanan hidupnya tidak hanya menginspirasi masyarakat Pidie tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi siapa saja yang percaya pada kekuatan mimpi dan usaha.
Melalui perannya sebagai Komisioner KIP, Edi membawa harapan baru bagi demokrasi di Aceh. Ia menunjukkan bahwa dengan kepemimpinan yang transparan dan inklusif, kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi dapat terbangun. Di tengah tantangan yang ada, Edi merupakan  contoh nyata bahwa perubahan dimulai dari individu yang berani bermimpi dan bekerja keras untuk mewujudkannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H