Di tengah kesibukan mempersiapkan logistik Pilkada Pidie Jaya 2024, kebersamaan menjadi energi yang menjaga semangat kerja tim tetap menyala. Kesibukan di gudang logistik Gedung Tgk Chik Pante Geulima, komplek perkantoran Bupati Pidie Jaya yang berlangsung sejak pagi hingga sore, menguras tenaga sekaligus memunculkan berbagai cerita. Namun, di sela tekanan kerja yang berat, ada momen kebahagiaan sederhana yang menjadi pelipur lara: menikmati bakso di warung legendaris Bakso "Tarim"Â
Pagi hari di gudang logistik dimulai dengan suara langkah yang tergesa-gesa, tumpukan dokumen, dan daftar tugas yang panjang berupa pengepakan logistik Pilkada. Pesta demokrasi rakyat yang digelar 27 November 2024. Pak Dahlan (Kasubbag KUL) atau akrab disapa Pak D, menjadi sosok yang mengatur ritme kerja. Sebagai veteran yang sudah berkali-kali menangani logistik Pilkada dan Pemilu, ia dikenal sebagai pemimpin yang lembut namun bijaksana.
"Logistik adalah nadi dari suksesnya Pilkada. Kalau ada kesalahan di sini, efeknya akan terasa di TPS nanti," tegas Pak D saat memberikan briefing pagi.
Bersama timnya, Pak D memastikan kotak suara, surat suara, tinta Pilkada, hingga formulir pemungutan suara disiapkan dengan sempurna. Ada Nana, operator cek kotak logistik yang teliti, dan Fendi alias Bang Pen pemuda handsome dari negeri Aulia Barsela, sang pengatur label surat suara, yang selalu memastikan segala sesuatu berjalan sesuai rencana.
Namun, tekanan tinggi mulai terasa saat jam menunjukkan waktu Asar. Tubuh yang lelah mulai mencari alasan untuk beristirahat, dan saat itulah ide sederhana tapi berkesan muncul.
Ide Makan Bakso di Warung "Tarim"
Syahridal, atau Bang Syidal, sang bendahara Pilkada yang terkenal dengan ide-ide spontan, melontarkan ajakan makan bakso di warung "Tarim."
Ide ini meneruskan hajat sahabat seperjuangan Pak WA sejak pulang dari negeri Klaten dalam tugas yang "dihadiahi" Pak D telah beberapa kali menawarkan ide makan Bakso Tarim.
Bakso TPW (Tarim Pak WA) sebagai bagian dari harapan makan bareng itu akhirnya terwujud pasca Debat Publik Paslon Bupati Pidie Jaya dan pengepakan logistik KIP Pidie Jaya.
"Kita butuh energi baru. Bakso 'Tarim' selalu jadi obat capek. Bagaimana kalau sore ini kita ke sana?" katanya dengan semangat yang langsung disambut sorakan kecil dari rekan-rekan.
Warung "Tarim" adalah tempat legendaris yang sering menjadi tujuan para pecinta kuliner di Pidie Jaya. Dikenal dengan bakso uratnya yang lembut dan kuah kaldu yang gurih, warung ini menjadi favorit banyak orang, termasuk tim logistik KIP.
Pak WA, salah satu senior di Sekretariat KIP, dengan cepat mendukung ide tersebut. "Kalau soal bakso, saya yang tanggung jawab. Ayo, kita jadikan ini tradisi!" katanya sambil tersenyum lebar.
Pak Khalil, atau Pak K, yang sering menjadi bahan candaan karena tingkah lucunya, menambahkan komentar khasnya. "Kalau bakso tambahannya kurang, saya yang protes duluan!"
Komentar ini disambut gelak tawa, menghangatkan suasana di tengah kelelahan.
Menuju Warung Bakso "Tarim"
Perjalanan menuju warung bakso menjadi ajang kebersamaan tersendiri. Dalam perjalanan singkat itu, tim bercanda dan saling berbagi cerita ringan. Abi Zarius, pesepak bola terkenal asal Kembang Tanjung yang kini terlibat membantu logistik, melontarkan guyonan tentang keinginannya membentuk tim sepak bola.
"Saya butuh pemain baru. Kalau kalian mau gabung, bisa saya jadikan striker," ujarnya sambil tertawa, membuat suasana semakin riuh.
Tidak ketinggalan, Nana, gadis asal Kembang Tanjung yang dikenal dengan panggilan "Mepep Pep," ikut menghidupkan suasana. Meski dikenal tegas dalam pekerjaan, Nana menunjukkan sisi cerianya.
"Bakso enak itu bikin semangat kerja naik. Tapi ingat, kotak logistik harus rapi dulu sebelum kita makan," katanya dengan nada bercanda namun tetap serius.
Begitu sampai di warung "Tarim," meskipun Warung Bakso Tarim yang sebenarnya karena hari libur, Bakso juga libur dan terpaksa pindah ke sudut penjual Bakso TPW ("Tarim" Pak WA)Â Ternyata Bakso TPW meskipun beda lokasinya.aroma kaldu bakso yang khas langsung menyambut mereka. Tempat sederhana ini memiliki meja panjang yang cukup untuk menampung seluruh anggota tim. Mereka memesan menu andalan: bakso urat dengan tambahan tetelan sapi dan mie kuning.
Saat bakso mulai tersaji, suasana menjadi lebih hangat. Bang Bus Jagat Saksana yang selalu ceria, melontarkan komentar kocak tentang kesibukan di gudang logistik.
"Saya sampai lupa hitungan kotak suara tadi. Kalau besok kurang, salahkan Fendi saja ya!" katanya, membuat semua orang tertawa.
Pak Isnaini, sosok yang biasanya tenang, ikut menimpali, "Yang penting jangan sampai salah tulis gampong tujuan. Kalau tidak, semua usaha hari ini percuma."
Pak WA, sebagai sosok senior yang dihormati, berbicara dengan nada bercanda namun penuh makna. "Kita ini satu tim. Kalau logistik sukses, itu karena kebersamaan kita, bukan karena saya sendiri."
Ucapan itu langsung diiyakan oleh Mas Bro, alias Pak Maimun, salah satu pejabat di Sekretariat KIP. "Betul itu. Pilkada ini bukan hanya kerja satu orang, tapi kerja tim."
Momen Kebersamaan yang Membawa Keseimbangan
Di warung bakso, tidak ada lagi perbedaan hierarki. Semua membaur, dari staf hingga pejabat utama. Bahkan Pak Khalil, yang sering tampil nyeleneh, terlihat larut dalam kehangatan kebersamaan.
"Kalau setiap hari bisa begini, saya yakin semua orang akan lebih semangat kerja," ujar Kak Nur, salah satu "Srikandi" logistik, sambil tersenyum.
Abi Zarius menambahkan, "Kalau rasa bakso ini dijadikan strategi, tim bola saya pasti juara."
Nana, yang biasanya serius, ikut mencairkan suasana. "Semoga bakso ini jadi simbol solidaritas kita. Tidak ada yang lebih penting dari kerja sama." MJ, Isnaini dan Nasri juga ikut serta dalam acara.dan kegiatan tersebutÂ
Momen di warung "Tarim" mungkin terlihat sederhana, tetapi ia memberikan energi baru bagi seluruh tim. Setelah kembali ke gudang logistik, mereka bekerja dengan semangat yang terbarukan.
Pak WA, yang menjadi sosok sentral dalam momen ini, memberikan refleksi yang penuh makna. "Kita ini bekerja bukan hanya untuk Pilkada, tapi untuk demokrasi. Kalau kita tidak solid, bagaimana kita bisa memastikan hak rakyat terpenuhi?"
Makan bakso di warung "Tarim" menjadi pengingat bahwa kebersamaan adalah kunci keberhasilan. Meski tekanan kerja tinggi, momen kecil seperti ini mampu menciptakan suasana yang lebih segar dan semangat kerja yang lebih tinggi.
Warung bakso "Tarim" meskipun hari itu libur juga ikut libur sehingga menikmati Bakso "Tarim" Pak WA beralih ke kedai lainnya, tetapi bagi tim logistik KIP Pidie Jaya, ia menjadi simbol kebersamaan. Semangat yang tercipta dari momen ini diharapkan mampu membawa mereka melewati tantangan besar Pilkada dengan sukses.
Tentunya dengan kebersamaan yang terus terjaga, tim KIP Pidie Jaya optimis dapat menjalankan tugas besar ini dengan baik, memastikan Pilkada 2024 berjalan lancar, adil, dan transparan. Bakso "Tarim" tidak hanya menjadi hidangan, tetapi juga cerita yang akan terus dikenang oleh mereka yang menjadi bagian dari perjalanan ini.
Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
Minggu, 17 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H