Mohon tunggu...
Helmi Abu Bakar elLangkawi
Helmi Abu Bakar elLangkawi Mohon Tunggu... Penulis - Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Khairunnas Affa' linnas

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Abu Mudi: Meredam Rivalitas, Merajut Ukhuwah di Panggung Politik Aceh

14 Oktober 2024   00:13 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:33 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abu Syekh H Hasanoel Basri HG (Abu MUDI) Mengandeng Tangan Kebersamaan Dua Calon Gubernur Aceh Muallem (Muzakir Manaf) dan Bustami Hamzah (Om Bus

Perhelatan maulid nabi Muhammad Saw di kediaman anggota DPR RI Tgk H Ruslan Daud atau lebih dikenal dengan sebutan HRD tentunya memiliki makna tersendiri dengan hadirnya para tokoh dan ulama dari berbagai elemen termasuk calon Gubernur Aceh yang sedang berseteru di arena politik Pilkada serentak tahun 2024 Muzakir Manaf dan Bustami Hamzah.

 Pertemuan antara Muzakir Manaf (Muallem) dan Bustami Hamzah (Om Bus) yang dihadiri oleh ulama kharismatik, Syekh H. Hasanoel Basri HG (Abu MUDI), bukanlah sekadar sebuah pertemuan politik biasa. 

Di tengah derasnya dinamika politik di Aceh, khususnya dalam konteks Pilkada, pertemuan ini menjadi simbol pentingnya ukhuwah Islamiyah dan silaturahmi dalam menjaga persatuan, meskipun terdapat perbedaan pandangan politik.

 Suasana politik yang memanas menjelang Pilkada sering kali membuat masyarakat terpecah, namun pertemuan ini menunjukkan bahwa ada jalan lain yang lebih bijak, yakni melalui persaudaraan dan kebersamaan.

Abu MUDI Bersama Umara dan Calon Kepala Daerah Muallem, Om Bus dan calon Bupati serta Wakil Bupati Bireuen 
Abu MUDI Bersama Umara dan Calon Kepala Daerah Muallem, Om Bus dan calon Bupati serta Wakil Bupati Bireuen 

Aceh adalah daerah yang memiliki sejarah panjang dalam hal persatuan dan ukhuwah. Sejak masa kesultanan, peran ulama selalu menjadi kunci dalam menjaga keharmonisan masyarakat. 

Ulama di Aceh bukan hanya menjadi pemimpin agama, tetapi juga menjadi penengah dalam berbagai konflik, termasuk politik. Abu MUDI, sebagai salah satu ulama paling dihormati di Aceh, menunjukkan kebijaksanaannya dengan hadir dalam pertemuan tersebut.

 Meski beliau secara terbuka memberikan dukungan kepada pasangan Bustami Hamzah dan Syekh Fadhil melalui PAS Aceh, beliau tetap berperan sebagai penyejuk yang mampu merangkul berbagai pihak yang berbeda pandangan.

Dalam konteks politik Aceh yang sering kali bergejolak, pertemuan ini memberikan harapan bahwa perbedaan tidak harus selalu diakhiri dengan permusuhan. Sebaliknya, pertemuan tersebut menunjukkan bahwa di atas segala perbedaan, masih ada nilai-nilai ukhuwah dan silaturahmi yang harus dijaga. Kehadiran Abu MUDI sebagai mediator dan pemersatu menjadi bukti nyata bahwa peran ulama dalam politik bukan hanya sebagai pendukung, tetapi juga sebagai penjaga moral yang menuntun masyarakat ke arah yang lebih baik.

Pertemuan di Bireuen ini juga memperlihatkan bahwa politik, yang sering kali dipandang sebagai arena persaingan keras, masih bisa dijalani dengan penuh adab dan etika. Dalam Islam, perbedaan pendapat adalah sesuatu yang wajar, bahkan sering kali diperlukan untuk memperkaya wawasan dan pandangan. Namun, perbedaan tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak memecah belah umat. Inilah yang ditunjukkan oleh Abu MUDI dalam pertemuan ini. Meski terdapat persaingan politik yang sengit antara Muallem dan Bustami Hamzah, Abu MUDI tetap menjaga agar silaturahmi dan persaudaraan di antara mereka tidak terputus.

Aceh, yang memiliki budaya Islam yang sangat kuat, sering kali menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal menjaga harmoni di tengah perbedaan. Peran ulama dalam menjaga ukhuwah sudah tertanam sejak lama, dan hal ini terus dipertahankan hingga saat ini. Kehadiran Abu MUDI dalam pertemuan tersebut menunjukkan bahwa meskipun perbedaan pandangan politik tidak bisa dihindari, ukhuwah Islamiyah tetap harus dijaga. Sebagai ulama yang dihormati, Abu MUDI memiliki kemampuan untuk meredam ketegangan dan membawa suasana politik ke arah yang lebih kondusif.

Masyarakat Aceh sendiri sangat menghormati ulama, dan peran ulama dalam politik sering kali menjadi penentu arah pergerakan politik di daerah tersebut. Abu MUDI, sebagai salah satu ulama besar, tidak hanya berperan dalam memberikan arahan politik, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan di tengah persaingan politik. Sosoknya yang dihormati oleh semua kalangan, baik dari pihak yang mendukung Bustami Hamzah maupun dari pendukung Muallem, menjadi simbol persatuan yang mampu merangkul semua elemen masyarakat.

Pertemuan ini juga menjadi cerminan bagaimana politik yang berbasis pada nilai-nilai Islam dapat membawa kesejukan di tengah rivalitas politik. Islam mengajarkan pentingnya menjaga ukhuwah dan silaturahmi, bahkan di tengah perbedaan. Inilah yang menjadi landasan dari pertemuan tersebut. Meskipun ada perbedaan pandangan politik antara Muallem dan Bustami Hamzah, pertemuan ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak harus diakhiri dengan permusuhan, tetapi bisa menjadi sarana untuk saling melengkapi.

Abu MUDI, dengan kebijaksanaannya, mampu menyatukan dua tokoh politik yang sebelumnya bersaing. Ini menjadi contoh bahwa politik tidak harus selalu diwarnai dengan konflik, tetapi bisa dijalani dengan cara yang lebih santun dan penuh penghormatan. Politik dalam Islam adalah tentang bagaimana mengelola perbedaan dengan cara yang adil dan bijaksana, bukan dengan saling menjatuhkan.

Dokpri 
Dokpri 

Selain itu, pertemuan ini juga memberikan pelajaran penting bagi para pemimpin politik di Aceh. Bahwa dalam menjalani politik, ukhuwah Islamiyah dan silaturahmi harus tetap menjadi prioritas. Perbedaan pandangan politik tidak boleh menjadi alasan untuk memutus tali persaudaraan. Sebaliknya, perbedaan tersebut harus dijadikan sebagai peluang untuk saling belajar dan memperkaya wawasan, sehingga pada akhirnya akan tercipta politik yang lebih sehat dan bermartabat.

Om Bus Bersama Anak Yatim 
Om Bus Bersama Anak Yatim 

Dalam konteks politik nasional, peran ulama seperti Abu MUDI juga sangat diperlukan. Di tengah maraknya politik identitas dan polarisasi di berbagai daerah, peran ulama dalam menjaga persatuan dan ukhuwah sangat penting. Ulama memiliki kedudukan yang istimewa di hati masyarakat, dan suara mereka sering kali didengar dan dijadikan panutan. Oleh karena itu, kehadiran ulama dalam politik tidak hanya sebagai pendukung, tetapi juga sebagai penengah yang mampu menjaga keseimbangan.

Pertemuan antara Muallem dan Bustami Hamzah yang difasilitasi oleh Abu MUDI ini adalah contoh nyata bagaimana politik yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman dapat membawa kesejukan di tengah persaingan politik yang memanas. Pertemuan ini bukan hanya tentang upaya mendukung satu pasangan calon, tetapi juga tentang bagaimana menjaga ukhuwah dan silaturahmi di tengah perbedaan. Aceh, dengan sejarah panjangnya dalam menjaga persatuan, kembali menunjukkan bahwa di atas segala perbedaan politik, ada nilai-nilai ukhuwah Islamiyah yang harus tetap dijaga.

Muallem Santuni Anak Yatim (Dokpri)
Muallem Santuni Anak Yatim (Dokpri)

Dengan kehadiran Abu MUDI, politik di Aceh memiliki harapan untuk menjadi lebih beradab dan bermartabat. Ukhuwah dan silaturahmi yang terjalin dalam pertemuan ini menjadi sinyal positif bahwa Aceh masih memiliki potensi besar untuk menciptakan politik yang lebih harmonis, di mana semua pihak dapat duduk bersama, berdialog, dan mencari solusi terbaik untuk rakyat. Perbedaan pandangan politik tidak seharusnya menjadi pemicu konflik, tetapi harus dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya diskusi dan menciptakan kebersamaan demi kemaslahatan bersama.

Dokpri 
Dokpri 

Pada akhirnya, pertemuan ini menjadi bukti bahwa politik yang sehat adalah politik yang menghargai perbedaan dan tetap menjaga persaudaraan. Dengan kehadiran sosok ulama seperti Abu MUDI, Aceh memiliki harapan besar untuk menciptakan politik yang lebih baik, di mana perbedaan pandangan tidak menjadi pemecah, tetapi justru menjadi penguat bagi persatuan umat demi kebaikan dan perbaikan negeri ini yang lebih baik, benarkah?

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun